Kompas TV nasional hukum

Anggota DPR Bertanya Sikap Pemerintah soal Ganja untuk Obat? Wamenkumham: Bisa Diakomodasi

Kompas.tv - 24 Mei 2022, 05:25 WIB
anggota-dpr-bertanya-sikap-pemerintah-soal-ganja-untuk-obat-wamenkumham-bisa-diakomodasi
Ilustrasi tanaman ganja. (Sumber: France24/Prakash Mathema)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sikap pemerintah terkait penggunaan tanaman ganja (cannabis sativa) yang akan digunakan untuk kepentingan pengobatan dipertanyakan anggota DPR.

Hal itu disampaikan politikus PPP Arsul Sani dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi III DPR bersama Kementerian Hukum dan HAM di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/5/2022).

Baca Juga: Kedapatan Miliki Tanaman Ganja, Dua Warga Lumajang Ditangkap Polisi

"Banyak usulan dan masukan dari masyarakat terkait ganja untuk pengobatan, saya ingin mengetahui sikap pemerintah seperti apa," kata Arsul.

Menurut dia, tidak bisa dipungkiri bahwa sampai derajat tertentu ganja bisa menjadi bagian dari obat, sehingga sejauh mana pemerintah membuka ruang untuk hal tersebut.

Arsul mengaku tidak ingin kasus seperti dialami warga Kalimantan bernama Fidelis terulang kembali.

Diketahui, Fidelis menggunakan tanaman ganja untuk mengobati istrinya yang sakit. Karena hal itu, Fidelis justru ditangkap dan dipenjara.

Baca Juga: 1,5 Hektar Ladang Ganja di Hutan Lindung, Polisi Cabut dan Bakar Tanaman Ganja

"Saya sedih juga, kalau terulang lagi kasus-kasus seperti Fidelis di Kalimantan, yang menanam ganja untuk pengobatan istrinya, kemudian diproses pidana, dia masuk penjara dan istrinya meninggal," ucap Arsul.

Menanggapi hal itu, Wakil Menteri Hukum dan HAM Edward OS Hiariej angkat bicara. Ia mengatakan terdapat perdebatan yang sangat berat terkait penggunaan ganja untuk pengobatan.

Edward tak menampik bahwa ganja bisa dijadikan untuk pengobatan. Ia mencontohkan peristiwa yang terjadi di Amerika Serikat, misalnya.

Baca Juga: Polisi Bongkar Praktik Budidaya Tanaman Ganja

"Beberapa negara bagian di Amerika Serikat yang sudah melegalkan ganja, setelah seorang dokter dari Universitas Oxvord bisa mengolah ganja menjadi suatu obat," ujar Edward.

Namun, kata dia, ketika memerhatikan dengan seksama tujuan UU Narkotika yang pertama dan utama, bukanlah membasmi peredaran gelap narkotika.

Tetapi, lanjut Edward, menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan pengetahuan dan kesehatan.

"Ada aspek kesehatan, sehingga memang tidak menutup kemungkinan kalau ganja dilakukan untuk pengobatan bisa diakomodasi," kata Edward.

Baca Juga: Kementan Cabut Aturan Tanaman Ganja Sebagai Komoditas Binaan

Seperti diketahui, Panitia Kerja (Panja) Komisi III DPR menggelar RDPU bersama Kementerian Hukum dan HAM terkait revisi Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Dalam revisi undang-undang tersebut, pemerintah mengusulkan enam poin penting dalam materi perubahan RUU tersebut.

Poin-poin tersebut antara lain zat psikoaktif baru, rehabilitasi, tim asesmen terpadu, kewenangan penyidik.

Kemudian, syarat dan tata cara pengujian dan pengambilan sampel serta penetapan status barang sitaan dan penyempurnaan ketentuan pidana.

Baca Juga: BNN Musnahkan 15 Ton Tanaman Ganja di Aceh Besar

 




Sumber : Antara




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x