Mereka berkeyakinan jika pernikahan dilakukan pada bulan Syawal, maka rumah tangga menjadi tidak harmonis dan berisiko gagal atau cerai.
Rasulullah pun datang dengan menampik mitos tersebut. Beliau membuktikannya dengan menikahi Aisyah di bulan Syawal.
Hal ini juga tertera dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Aisyah ra berkata:
“Rasulullah SAW menikahiku di bulan Syawal, dan membangun rumah tangga denganku pada bulan Syawal pula. Maka istri-istri Rasulullah SAW yang manakah yang lebih beruntung di sisinya dariku?” (HR. Muslim).
Baca Juga: Kisah Rasulullah Mudik di Bulan Ramadan Bersama 10.000 Muslim, Pulang ke Ka'bah dan Makkah
Melansir kalsel.kemenag.go.id, Selasa (3/5), Imam An-Nawawi ra dalam Kitab Tuhfatul Ahwadzi menjelaskan bahwa hadis tersebut merupakan anjuran menikah di bulan Syawal.
Dalam ucapannya, Aisyah bermaksud untuk menolak kebiasaan masyarakat pada zaman Jahiliyah dan anggapan/keyakinan bahwa menikah di bulan Syawal tidak baik.
Sebab, hal tersebut tak lain merupakan kebatilan yang tidak berdasar.
Pernikahan dalam Islam adalah suatu akad yang sakral yang digunakan atas nama Allah SWT, halal, dan baik. Jadi, tidak ada hari buruk untuk menikah.
Selain Aisyah, Rasulullah Saw juga menikahi istri lainnya pada bulan Syawal, yakni Saudah binti Zam’ah dan Ummu Salamah.
Sumber : Tribunnews, kalsel.kemenag.go.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.