YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Mudik adalah kata yang akrab digunakan orang menjelang Lebaran. Biasanya mudik merujuk ke kegiatan pulang ke kampung halaman.
Menurut Antropolog UGM Heddy Shri Ahimsa-Putra, mudik berasal dari bahasa Melayu, udik, yang berarti hulu atau ujung.
“Masyarakat Melayu yang tinggal di hulu sungai pada masa lalu kerap bepergian ke hilir sungai memakai perahu atau biduk, dan setelah selesai kembali ke hulu pada sore hari,” ujarnya, dalam siaran pers, Kamis (28/4/2022).
Baca Juga: Apel Kesiapan Tol Manado-Bitung Jelang Mudik Lebaran
Heddy menjelaskan konteks ini lah yang akhirnya membuat kata mudik dikenal. Orang pulang kampung setelah merantau ke kota.
Ia mengungkapkan istilah mudik mulai digunakan secara luas pada 1970-an. Hal ini berkaitan dengan pembangunan pusat pertumbuhan kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan pada era Orde Batu.
“Banyak orang urbanisasi untuk menetap dan bekerja, yang sudah pasti jauh dari kerabatnya di desa,” ucapnya.
Heddy menilai Idulfitri atau Lebaran dirayakan oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Libur agak panjang ini pun dimanfaatkan orang untuk berkumpul dengan keluarganya di kampung halaman.
“Dari sini mudik mulai jadi tradisi,” tuturnya.
Baca Juga: Arus Mudik Tol Cipali Subang: Pemudik Sampai Harus Istirahat di Bahu Jalan Karena Rest Area Penuh!
Kendati demikian, ia tidak menampik ada sebagian orang yang menjadikan mudik bukan sebagai silaturahmi dengan keluarga. Pada saat mudik, sebagian orang akan mempertontonkan keberhasilan mereka secara finansial sebagai hasil merantau di kota lain.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.