JAKARTA, KOMPAS.TV – Jika Anda jalan-jalan ke Wilayah Utara Jakarta, sempatkanlah singgah di masjid Al Alam Cilincing, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta. Masjid ini merupakan masjid tertua di Jakarta, umurnya mendekati 495 tahun.
Masjid Al Alam Cilincing ini menjadi bukti bersejarah Islam di tanah Betawi.Lokasinya berada di RT RW 02/04 Cilincing, Jakarta Utara, dan berada dekat sungai yang airnya hitam dan sepertinya sungai ini tempat bergantung para nelayan pencari ikan.
Dikutip dari buku Akulturasi Arsitektur Masjid-masjid Tua di Jakarta karya Ashadi (UMJ Press 2018) masjid ini dianggap menjadi masjid tertua di jakarta dan masih berdiri hingga kini.
“Jalan yang mengarahkan ke lokasi masjid berada di tepi sungai ini, berukuran lebar sekitar 5-6 meter, sehingga relatif sulit dilewati kendaraan mobil, belum lagi beberapa kendaraan motor diparkir di pinggir jalan,” tulis Ashadi dalam buku tersebut.
Tidak jauh dari lokasi masjid tersebut, terdapat tempat Pelelangan Ikan Kampung Nelayan Cilincing.
Baca Juga: Sosok Habib Ali Kwitang, Ulama Berpengaruh di Tanah Betawi
Ashadi lantas mengutip sejarawan Adolf Heuken Sj dalam buku Masjid-masjid Tua di Jakarta (2003). Ia meragukan pendapat sejarawan itu yang mengatakan tidak ada masjid di Jakarta sebelum abad ke-17.
Heukeun menyebut, masjid Al-Anshor di Jl Pengukiran II, Pekojan, Jakarta Barat, sebagai masjid tertua di Jakarta dan dibangun oleh orang Moor. Moor adalah istilah pedagang Islam dari Koja (India).
Menurutnya, Masjid Al-Alam di Cilincing ini bisa dikatakan yang tertua. Bukan masjid tersebut.
Ia merujuk pada fakta, ketika komunitas muslim terbentuk, maka biasanya masjid adalah kali pertama yang dibuat. Hal ini seperti Nabi Muhammad membentuk komunitas di Madinah saat hijrah dan masjid adalah hal pertama dibangun.
“Ada dua masjid yang terletak dekat di Timur Jakarta, dikaitkan dengan tantara Fatahillah (1527 Masehi) dan Sultan Agung dari Yogyakarta (1628). Yang pertama adalah masjid Al Alam di Cilincing dan kedua msjid Al Alam di Marunda,” katanya sambil merujuk pendapat Heukeun.
Dalam data sejarah Dinas Purbakala DKI Jakarta, lanjut penjelasan Ashadi dalam buku tersebut, Masjid Al Alam Cilincing sendiri dibangun pada tanggal 22 Juni 1527, bertepatan dengan ditaklukkan Sunda Kelapa oleh Fatahillah.
Jika merujuk pada tahun sekarang, maka pada tahun ini 2022 ini umur masjid Al Alam di Cilincing berusia 495 tahun.
Pada tahun 1972, Masjid Al Alam Cilincing bangunannya sudah mulai keropos dan rusak. Maklum, masjid ini sudah berusia ratusan tahun.
Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, melakukan perintah untuk melakukan pemugaran masjid tersebut. Ia tidak ingin masjid bersejarah itu hilang begitu saja.
Selain dipugar, Ali Sadikin menetapkan Masjid Al-Alam sebagai bangunan cagar budaya nasional yang harus dilindungi oleh masyarakat dan pemerintah Indonesia.
Dikutip dari situs resmi Cagar Budaya Kemendikbud, Masjdi Al Alam Cilincing ini ditetapkan melalui No SK : 475 Tahun 1993 sebagai Jenis Cagar Budaya berbentuk bangunan.
Pada saat pemugaran Masjid Al Alam Cclincing dilakukan, ada beberapa pergantian yang dilakukan pada bagian-bagian masjid yang sudah rusak, seperti dinding bata setinggi 1 meter.
"Namun kebanyakan bangunan ini dipertahankan seperti aslinya, seperti bagian atas dinding yang terbuat dari bambu. Ditambahkan pula tempat parkir yang berada di pelataran masjid,” tulis Ashadi dalam buku tersebut.
Pemugaran kembali dilakukan pada tahun 1989 dengan menambah beberapa fasilitas seperti tempat wudhu dan toilet, serta dilakukan perluasan serambi timur dan utara.
Kini, masjid ini tetap berdiri dan menjadi tempat ibadah para warga di Cilincing. Sebuah masjid yang jadi saksi bisu tumbuh kembang perkembangan Islam di tanah betawi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.