Pada 1940-an, Habib Ali juga membangun Masjid Al-Riyadh di Kwitang serta di samping masjid tersebut didirikannya sebuah madrasah yang diberi nama Madrasah Unwanul Falah.
“Tanah yang digunakan untuk membangun masjid tersebut merupakan wakaf yang sebagian diberikan oleh seorang Betawi bernama Haji Jaelani (Mad Jaelani) asal Kwitang. Tak terhitung jumlah ulama Betawi yang pernah menjadi muridnya atau pernah belajar di madrasah yang didirikannya,” tulis buku 27 Habaib Berpengaruh di Betawi.
Di antara muridnya yang terkenal adalah KH. Andullah Syafi’i (pendiri majlis taklim Assyafi'iyah) KH. Thahir Rohili (pendiri majlis taklim Ath-Thahiriyah) dan ulama KH. Fathullah Harun (ayah dari Dr. Musa Fathullah Harun, seorang bekas pensyarah UKM).
Di samping itu, dalam catatan buku tersebut, Habib Ali Kwitang juga berdakwah ke Singapura, Malaysia, India, Pakistan, Srilangka, dan Mesir. Maka tak heran ia merupakan tokoh ternama pada zamannya.
Bisa dipastikan siapa pun ulama dan dari mana pun asalnya, jika berkunjung ke Jakarta maka mereka menyempatkan diri berkunjung ke Kwitang.
Baca Juga: 5 Nama Ulama yang Diabadikan Jadi Nama Jalanan di DKI Jakarta
Habib Ali Kwitang meninggal pada tanggal 20 Rajab 1388 H (Oktober 1968) dalam usia 102 tahun. Dikutip dari situs resmi turisme Jakarta, ketika wafatnya Habib Ali Kwitang itu, TVRI menjadi satu-satunya stasiun televisi yang menyiarkan berita duka cita.
Digambarkan, ribuan orang berbondong-bondong melakukan takziah ke kediamannya di Kwitang, Jakarta Pusat, yang sekaligus menjadi majelis taklim tempat ia mengajar. Mulai dari pejabat hingga para ulama dari luar Indonesia.
Kini, Makam Habib Ali Kwitang sangat ramai dikunjungi ketika Haul Shohibul Maqom yaitu pada tanggal 20 Rabiul Awal. Selain itu juga makam Habib Ali ramai dikunjungi pada hari minggu pagi, bertepatan dengan pengajian rutin mingguan Majelis Taklim Kwitang.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada 2021 lalu mengusulkan nama Habib Ali Kwitang yang bernama asli Habib Ali Alhabsyi bin Abdurrahman ini sebagai nama jalan pengganti jalan Kembang III di Kwitang, Jakarta Pusat.
Hal tersebut untuk memberi tempat kepada para tokoh Betawi. Mengingat budaya Betawi merupakan salah satu unsur masyarakat yang memfasilitasi peristiwa penting dalam perjalanan bangsa dan negara Indonesia di Jakarta.
"Masyarakat Betawi ini memfasilitasi terjadinya proses persenyawaan antar unsur berbagai bangsa yang terjadi di kota ini," ujarnya.
Di tempat itu pula, terdapat makam Habib Ali Kwitang, lebih tepatnya di masjid Al-Riyadh Kwitang. Tempat ini juga menjadi salah satu wisata religi yang paling banyak dikunjungi di Jakarta.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.