"Jadi beberapa minggu ini, terutama di Jawa Bali yang merupakan penyumbang kasus 60 sampai 70 persen kasus konfirmasi nasional, terlihat penurunan angka positivity rate-nya," ujar Siti saat jumpa pers secara virtual, Selasa (22/2/2022).
Baca Juga: Hati-Hati! Kemenkes Sebut Kasus Omicron di Indonesia Didominasi Transmisi Lokal
Siti menambahkan tekait dengan perawatan pasien di rumah sakit, hingga Sabtu (19/2), jumlah kumulatif pasien yang dirawat di masa dominasi varian Omicron sejumlah 123.905 pasien.
Total pasien yang dirawat, sebagian besar merupakan pasien dengan gejala ringan dan tidak bergejala (OTG), masing-masing sebesar 39 persen dan 32 persen.
Menurut Siti strategi isolasi mandiri dengan dukungan pelayanan telemedisin untuk pasein kasus Covid-19 varian Omicron telah meringankan beban rumah sakit dan tenaga kesehatan kita secara efektif hingga 71 persen.
Nantinya strategi penanganan pasien varian Omicron akan dibatasi lagi, yakni menjadi pasien bergejala sedang hingga kritis saja yang mendapat perawatan di rumah sakit.
Baca Juga: Benarkah Indonesia Telah Lewati Puncak Gelombang Omicron? Ini Penjelasan Kemenkes
"Tempat tidur isolasi dan intensif untuk merawat pasien sedang hingga kritis ini baru terisi sekitar 29 persen dari alokasi yang ada saat ini," ujar Siti.
Lebih lanjut Siti menjelaskan pasien akibat varian Omicron tercatat 2.484 pasien. Sebanyak 73 persen pasien meninggal dunia diketahui belum mendapat vaksin lengkap. Kemudian 53 persen lansia serta 46 persen memiliki komorbid.
Siti menjelaskan berdasarkan analisis terhadap 17.871 pasien yang dirawat di RS selama periode 21 Januari hingga 19 Februari 2022, kasus kematian meningkat di kelompok lansia, pasien dengan komorbid serta pasien yang belum lengkap vaksinasi.
"Vaksinasi lengkap memberi perlindungan 67 persen dari kematian, bahkan 91 persen bagi yang sudah mendapatkan dosis ketiga atau booster," ujar Siti.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.