JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak negara-negara maju dan pendonor untuk memperkuat dukungan terhadap Access to Covid-19 Tools (ACT).
Oleh karena itu, Presiden Jokowi menegaskan, agenda G20 juga akan memperkuat peran ACT dalam mendorong pengembangan dan akses yang berkeadilan terhadap obat, alat diagnostic, dan vaksin Covid-19.
Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi dalam pidatonya untuk ACT Accelerator Campaign 2022, Rabu (9/2/2022).
“Saya mengajak negara-negara dan donor menggunakan kesempatan ini untuk memperkuat dukungannya terhadap ACT. Sebagai Presiden G20, Indonesia menjadikan penguatan arsitektur kesehatan dunia sebagai salah satu agenda prioritas,” ucap Presiden Jokowi.
Baca Juga: Muhadjir Effendy: Vaksin Merah Putih, Masuk ke Dalam Program Super Prioritas Presiden Jokowi
Jokowi lebih lanjut berterima kasih kepada Direktur Jenderal WHO atas undangannya dalam ACT Accelerator Campaign 2022.
“ACT merupakan bagian penting arsitektur kesehatan dunia sekaligus bukti nyata manfaat multy materialisme,” katanya.
“Ke depannya peran ACT masih sangat dibutuhkan termasuk untuk menjembatani ketimpangan vaksinasi Global. No one is safe until everyone is,” tambahnya.
Dalam pernyataannya, Presiden Jokowi menuturkan, dunia harus lebih siap dan tanggap terhadap krisis kesehatan.
Selain itu, setiap negara harus memiliki kesempatan yang sama untuk mempersiapkan diri dari ancaman pandemi berikutnya.
“Berbagai pembenahan harus kita lakukan, penguatan kapasitas negara berkembang harus mendapatkan perhatian khusus, di saat yang sama negara berkembang juga harus diberdayakan sebagai solusi,” ucapnya.
Baca Juga: Di HPN 2022, Jokowi Dukung Regulasi Hak Cipta Jurnalistik Segera Diterbitkan
“Negara berkembang harus menjadi bagian dari rantai pasok supply obat, vaksin, dan peralatan kesehatan,” tambahnya.
Untuk itu, sambung Jokowi, kerja sama riset, investasi, dan transfer teknologi mutlak dilakukan.
“Solidaritas dan kerja sama adalah kunci kita untuk keluar dari pandemi dan membangun arsitektur kesehatan dunia yang lebih resilient,” tegasnya.
“Peran G20 sangat penting dalam membangun arsitektur kesehatan dunia termasuk dalam mendorong dukungan pembiayaan kesehatan bagi negara berkembang, recover together recover stronger,” tambahnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.