Kompas TV nasional peristiwa

Duduk Perkara Kasus Satelit 123 BT yang Menyeret Eks Menhan Ryamizard Ryacudu

Kompas.tv - 19 Januari 2022, 06:54 WIB
duduk-perkara-kasus-satelit-123-bt-yang-menyeret-eks-menhan-ryamizard-ryacudu
Menteri Pertahanan periode 2014-2019 Ryamizard Ryacudu (Sumber: Dok. Kemhan)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Gading Persada

Ketika anggaran telah tersedia di tahun 2016, Kemhan melakukan self blocking.

Avanti kemudian menggugat di London Court of Internasional Arbitration karena Kemhan tidak membayar sewa satelit sesuai dengan nilai kontrak yang telah ditandatangani.

"Pada 9 Juli 2019, pengadilan arbitrase menjatuhkan putusan yang berakibat negara telah mengeluarkan pembayaran untuk sewa Satelit Artemis, biaya arbitrase, biaya konsultan, dan biaya filing satelit sebesar ekuivalen Rp515 miliar," ujarnya.

Baca Juga: Ryamizard Ryacudu Berpeluang Diperiksa Kejagung Terkait Kasus Pengadaan Satelit Kemhan

Mahfud melanjutkan pemerintah juga menerima putusan dari Arbitrase Singapura terkait gugatan Navayo. Pemerintah harus membayar Rp304 miliar.

"Selain sudah kita dijatuhi putusan arbitrase di London dan Singapura tadi, negara juga berpotensi ditagih lagi oleh AirBus, Detente, Hogan Lovel, dan Telesat. Jadi banyak sekali nih beban kita kalau ini tidak segera diselesaikan," tutur Mahfud.

Ryamizard Ryacudu buka suara

Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu buka suara terkait proyek satelit Kemhan yang disebut telah merugikan negara.

Ryamizard mengungkapkan saat itu Kemhan menyewa satelit karena ada unsur kedaruratan untuk mengisi slot orbit 123 derajat Bujur Timur pada 2015.

Setelah itu Ryamizard mengatakan mendapatkan perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyelamatkan slot orbit itu.

"Saya ini prajurit, mendapat perintah selamatkan (slot) orbit 123 BT, saya lakukan dan berhasil,” kata Ryamizard dikutip Kompas.id pada Selasa (18/1).

Baca Juga: Ryamizard Buka Suara Soal Satelit Kemhan, Mengaku Diperintah Presiden Selamatkan Orbit 123 BT

“Kalau itu tidak saya lakukan, orbit itu bisa diambil pihak lain dan membahayakan kedaulatan negara.”

Ryamizard mengakui Kemhan belum memiliki anggaran saat itu, tetapi harus tetap menyewa satelit guna menyelamatkan slot orbit sebagaimana perintah Presiden Jokowi.

"Memang belum ada anggaran. Namun, kami harus segera mengisi slot itu untuk menunjukkan komitmen (mengisi slot orbit)," ujar dia.

Lebih lanjut tindakan itu dilakukan karena Presiden Jokowi memberikan diskresi kepada Ryamizard untuk menyelamatkan slot itu.

"Pertama karena ada diskresi dan kedua, ada ancaman kedaulatan kalau itu tidak dilakukan," ucap Ryamizard.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x