Konflik harta warisan ini bermula saat suami dari Rodiah meninggal pada 2019 silam. Semenjak itu, konflik harta warisan berapa tanah menjadi mimpi buruk bagi Rodiah. Kelima anaknya disebut merebut surat-surat beharga bahkan menerornya. Nah, Dedi pun berusaha menjadi pihak yang melindungi.
Aksi Dedi yang juga tak kalah mengundang simpatik, saat seorang anak bernama Agesti (19) melaporkan ibunya, Sumiyatun (36), ke polisi dengan tuduhan kekerasan dalam rumah tangga Januari lalu.
Ibu asal Demak, Jawa Tengah, ini dituding menganiaya anaknya hingga mengakibatkan luka fisik dan batin.
Rupanya, Dedi yang merupakan anggota DPR dari daerah pemilihan Bekasi, Subang, Purwakarta, itu tak tega melihat konflik ibu dan anak ini. Dia pun berinisiatif datang ke Demak.
Setelah melewati beberapa kali mediasi, akhirnya mereka bersedia berdamai dan laporan ke polisi dicabut. "Alhamdulillah, akhirnya mereka damai. Laporannya dicabut," kata Dedi 13 Januari lalu disaksikan Kapolres Demak, Kajari dan jajarannya.
Dedi menceritakan awal ibu dan anak itu berdamai. Saat itu, sepulang dari Demak, Dedi mengaku ditelepon oleh Ketua Barisan Ksatria Nusantara (BKN) Gus Rofik dari Kediri.
Gus Rofik mengonfirmasi apakah Dedi mendampingi masalah konflik antara ibu dan anak di Demak.
Kebetulan, kata Dedi, Gus Rofik berkomunikasi dengan putri yang berkonflik itu, Agesti, untuk pendampingan.
Sebab, pasca-kasus tersebut, Agesti mengalami perundungan sehingga perlu pendampingan psikologi hukum.
Baca Juga: Soal Kasus Pemerkosaan Santriwati oleh Guru Pesantren, Dedi Mulyadi: Ada Doktrin dari Pelaku
"Akhirnya kami berusaha berkomunikasi dengan Agesti dan ibunya untuk saling penyadaran. Saya komunikasi dengan pengacara, sementara Gus Rofik dengan Agesti," kata Dedi, ketua DPD Golkar Jawa Barat ini, yang juga rajin membagikan video menolong banyak orang di jalanan yang dia temui.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.