JAKARTA, KOMPAS.TV - Komandan Nasional Menwa Indonesia, Ahmad Riza Patria, meminta agar kegiatan-kegiatan pendidikan di badan menwa tidak menonjolkan kegiatan fisik.
"Tidak boleh ada unsur-unsur kekerasan atau menonjolkan kegiatan fisik. (Kegiatan) Fisik dibutuhkan tetapi tidak boleh dominan," kata Riza kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, dikutip Rabu (1/12/2021).
Pernyataan ini ia lontarkan terkait dengan kasus meninggalnya seorang mahasiswa UPN Veteran Jakarta dalam kegiatan pembaretan manwa.
Riza yang juga menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta juga menyarankan agar proses pelatihan dan pendidikan mengedepankan kegiatan persuasif.
"Kita minta semua bentuk proses pendidikan dan latihan lebih mengedepankan kegiatan-kegiatan yang persuasif, kegiatan-kegiatan yang lebih baik," kata Riza.
Baca Juga: Wagub DKI Turut Berbelasungkawa atas Wafatnya Mahasiswa UPN Veteran Jakarta Saat Pembaretan Menwa
Fauziah Nabila atau Lala meninggal dunia usai menjalani pembaretan Menwa dan melakukan long march sejauh 10-15 kilometer.
Sebelum menjalani long march, Lala disebut dalam keadaan sehat dan tidak memiliki riwayat sakit apa pun.
Atas meninggalnya Lala, Riza turut menyampaikan duka cita dan berbela sungkawa.
"Tentu kami berduka cita atas meninggalnya mahasiswa UPN yang mengikuti pembaretan Menwa di Sentul. Mudah-mudahan yang bersangkutan husnul khotimah, keluarga juga sudah ikhlas dan merelakan," katanya.
Riza mengatakan bahwa kegiatan tersebut diselenggarakan sudah melalui izin kampus dan orang tua.
Menurut sepengatahuannya, tidak ada unsur kekerasan atau pemukulan dalam kegiatan tersebut. Riza menyerahkan sepenuhnya perkara tersebut kepada kampus untuk ditindaklanjuti lebih jauh.
"Sepenuhnya kita serahkan kepada kampus untuk menindaklanjuti apakah ada unsur-unsur lain di situ," kata Riza.
Baca Juga: Ini Respons Rektor UPNVJ Terkait Pengusutan Kasus Kematian Anggota Menwa Kampusnya
Kasus kematian Lala mendorong kelompok mahasiswa yang mengatasnamakan diri sebagai Aliansi UPNVJ Bergerak menyuarakan protes.
Negosiator Aliansi UPNVJ Bergerak Ivanno Julius mendesak pihak kampus dan Menwa Satuan UPNVJ untuk bertanggungjawab atas kematian korban.
Selain itu, lanjut Ivanno, pihaknya juga menuntut pembubaran Menwa Satuan UPNVJ karena telah lalai dan menyalahi aturan dengan menggelar kegiatan tanpa izin.
"(Kami melihat) adanya maladministrasi yang dilakukan oleh pihak rektorat bahwa setiap ornawa tidak boleh melakukan kegiatan offline," kata Ivanno kepada awak media, Selasa (30/11).
Namun, pada kenyataannya, Menwa Satuan UPNVJ tetap bisa melaksanakan serangkaian kegiatan pembaretan tersebut.
"(Kami) menuntut pihak Rektorat dan Menwa untuk memberikan klarifikasi dan kronologi (terkait kematian Lala) melalui audiensi terbuka," katanya.
Baca Juga: Ternyata Ada Korban dalam Kegiatan Menwa UPNVJ, Aliansi Mahasiswa Tuntut Tanggung Jawab
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.