JAKARTA, KOMPAS.TV - Menyikapi kondisi politik dan keamanan yang tak menentu di Afghanistan pasca Taliban berkuasa, pemerintah Indonesia akhirnya memulangkan warga negara Indonesia dari Afghanistan.
Sekitar pukul 03.00 Sabtu (21/08) pagi kemarin, WNI yang berada di Afghanistan tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, setelah dievakuasi dari Islamabad Pakistan, dengan menggunakan pesawat boeing 737-400 milik TNI Angkatan Udara.
Tim evakuasi membawa 26 WNI termasuk staf KBRI, lima warga negara Filipina, dan dua warga negara Afghanistan yang merupakan suami dari WNI dan staf lokal KBRI.
Langkah Indonesia sebelumnya juga sudah dilakukan sejumlah negara lain, seperti Amerika Serikat dan Perancis.
Hal ini dikarenakan adanya kekhawatiran bakal terjadinya tragedi kemanusiaan saat Afghanistan dikuasai oleh Taliban, meskipun Taliban berjanji akan menjamin keselamatan warga asing di sana.
Lalu bagaimana dengan nasib hubungan bilateral antara Afghanistan dengan Indonesia pasca Taliban berkuasa?
Menurut Direktur Jenderal Asia Pasific Kementerian Luar Negeri, Abdul Kadir Jaliani, selain dengan pemerintah Afghanistan sebelumnya, Indonesia juga memiliki hubungan baik dengan Taliban.
Indonesia kerap diminta sebagai juru damai di antara keduanya.
Taliban juga mengharapkan Indonesia berperan aktif dalam proses pembangunan Afghanistan di masa mendatang.
Sementara itu, menurut pengamat Hubungan Internasional, Hikmahanto Juwana, negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, harus berperan aktif dalam proses perdamaian di Afghanistan.
Yang terpenting dari proses pengambil alihan kekuasaan ini adalah jangan sampai masyarakat di sana yang jadi korban.
Janji Taliban untuk mebentuk pemerintahan inklusif dan tidak menggunakan cara-cara kekerasan dalam memerintah masih perlu dibuktikan.
Pasalnya aksi kekerasan terhadap warga sipil masih saja terjadi.
Terakhir, sedikitnya tiga orang tewas dalam sebuah aksi unjuk rasa anti Taliban di Jalalabad, 18 Agustus lalu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.