Meski kadang, masyarakat masih melangsungkan upacara keagamaan, jumlah peserta yang ikut terlibat dalam upacara itu sangat terbatas dengan memperhatikan standar protokol kesehatan.
Pihak dinas kesehatan juga terus berkoordinasi dengan Satgas Gotong Royong Desa Adat untuk mempertahankan kebiasaan protokol kesehatan dengan baik.
"Kebanyakan warga di sana petani. Mereka menanam kopi, kelapa dan lain-lain. Jadi meraka didorong untuk mempertahankan prokes," paparnya.
Baca Juga: Polisi Tangkap 6 Pelaku Pembuat Surat Bebas Covid-19 di Ambon
Belum ditemukannya kasus Covid-19 di dua desa di Tabanan itu juga berlaku di tiga desa lainnya yang berada di Kabupaten Bangli.
Kepala Dinas Kesehatan Bangli I Nengah Nadi menambahkan, edukasi protokol kesehatan tetap disosialisasikan untuk mencegah penularan.
Pihaknya mengandeng Satgas Gotong Royong Desa desa adat. Mereka bertugas mengingatkan warga supaya rajin mencuci tangan dan tak berkerumun.
Pemerintah daerah, lanjut Nengah, tetap memutuskan desa tersebut melakukan pemberlakukan pembatasan berskala mikro untuk mencegah munculnya kasus corona. Masyarakat yang memiliki warung diimbau tutup pada pukul 22.00 WITA.
“Pengawasannya melibatkan Satgas Gotong Royong Desa Adat, karena Satgas Gotong Royong ini memang sangat berperan di sana. Desanya memang jauh dari keramaian, berada di pegunungan jauh sekali, desanya kecil," tuturnya.
Baca Juga: Palsukan Surat Bebas Covid-19, Pria Paruh Baya Ditangkap
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.