KOMPAS.TV - Riset terbaru tim RSCM dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengungkap 40 persen anak yang terkonfirmasi Covid-19 di RSCM meninggal dunia.
Data didapat dari hasil studi potong lintang atau cross sectional data yang diambil dari bulan Maret-Oktober 2020.
Selain akibat adanya komorbid atau penyakit penyerta, tingkat kematian pada pasien anak ini juga disebabkan oleh lonjakan kasus Covid-19 yang tiba-tiba dan keterlambatan kedatangan pasien kronis ke rumah sakit.
Riset yang digawangi para dokter dan peneliti dari departemen ilmu kesehatan anak FK UI RSCM ini pun dipublikasikan di International Journal of Infectious Diseases.
Dari data rekam medis pasien suspek dan terkonfirmasi Covid-19 di RSCM, sejak Maret-Oktober 2020 secara total ada 490 kasus anak usia 0-18 tahun yang dikategorikan sebagai suspek kasus Covid-19.
Dari jumlah tersebut, 50 anak terkonfirmasi positif Covid-19 lewat tes usap PCR, 20 diantaranya meninggal dunia.
Kajian menunjukkan tingkat kematian tertinggi terlihat pada pasien berusia di atas 10 tahun yang kondisinya parah saat masuk rumah sakit.
Risiko Covid-19 pada anak juga sama dengan orang dewasa, sehingga keterlambatan penanganan medis bisa memperburuk keadaan, terutama bagi yang memiliki penyakit penyerta.
Kepadatan di bangsal rumah sakit karena lonjakan kasus baru juga mengakibatkan tingginya angka kematian dalam hasil riset ini.
Sementara itu, Guru Besar FK Unpad, Cissy Kartasasmita menyebut infeksi Covid-19 pada anak-anak umumnya tidak bergejala, merujuk pada jurnal terbitan The Pediatric Infectious Disease Journal yang terbit Desember 2020 lalu.
Riset ini mengungkap dari 203 pasien anak berusia 6 hari hingga 18 tahun yang positif Covid-19, 111 tidak menunjukkan gejala.
Dari seluruhnya hanya 24 pasien anak yang dirawat di rumah sakit karena bergejala.
Kesimpulan dari riset ini, orang dewasalah yang memiliki peran kunci dalam penyebaran Covid-19 dalam keluarga.
Umumnya anak-anak juga memiliki tingkat muatan virus atau viral load yang sedang hingga tinggi, tanpa melihat usia, gejala, atau keparahan infeksi.
Lebih lengkap, simak pembahasannya bersama Dekan Fakultas Kedokteran UI, Profesor Ari Fahrial Syam.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.