JAKARTA, KOMPAS.TV- Terdakwa Rizieq Shihab mengungkapkan sejumlah petinggi intelijen di Saudi Arab banyak membantu dirinya dan keluarga saat mengalami pencekalan karena tidak bisa pulang ke Tanah Air.
Rizieq Shihab mengatakan, perkenalan dengan para petinggi intelijen di Saudi Arab terjadi setelah dirinya bebas dari tudingan terlibat ISIS.
Ungkapan itu disampaikan Rizieq Shihab saat membacakan nota pembelaan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (20/5/2021).
“Semua cobaan dan ujian (saat di Arab Saudi) tersebut justru membawa hikmah besar sehingga saya kenal beberapa petinggi intelijen Saudi yang baik,” kata Rizieq Shihab.
Baca Juga: Rizieq Shihab: Kasus Saya Hanya Pelanggaran Prokes, tapi Diperlakukan Seperti Tahanan Teroris
“Dengan bantuan mereka selanjutnya, tanpa visa izin tinggal, tapi (saya) bisa bergerak bebas untuk menunaikan ibadah haji tiap tahun dan umroh setiap saat. Serta ziarah Madinah kapan saja,” tambah Rizieq Shihab.
Selain itu, sambung Rizieq, sejumlah petinggi intelijen di Saudi Arab juga memantau keamanannya dan keluarga di Arab Saudi.
“Mereka jaga rumah tinggal saya di Saudi, bahkan saya bisa terima tamu ratusan orang tiap hari di rumah tinggal saya, sambil membaca dan mengaji kitab bersama para tamu dan sekaligus bisa buka pengajian untuk para WNI yang tinggal di Kota Mekah,” ujarnya.
Baca Juga: Baca Nota Pembelaan, Rizieq Shihab Minta Hakim Memutuskan Vonis Bebas Murni
Tak hanya itu, Rizieq Shihab menuturkan para petinggi intelijen Arab Saudi juga membantu pencabutan pencekalan dirinya hingga memudahkan kepulangannya ke Indonesia.
“Alhamdulillah, akhirnya saya sekeluarga dengan izin Allah berkat bantuan yaitu petinggi intelijen Saudi yang baik tersebut kami bisa membeli tiket Saudia untuk pulang kembali ke tanah air dengan penerbangan Saudia tanggal 9 November 2020,” jelasnya.
Meski demikian, Rizieq Shihab membeberkan jelang kepulangannya ke tanah air, namanya dan sejumlah anggota keluarganya sempat hilang dari computer pembelian tiket di Saudi.
Baca Juga: Rizieq Shihab Sebut Perkaranya Sebagai Kasus Politik yang Dikemas Hukum
Rizieq Shihab mengatakan, hilangnya nama dirinya dan keluarga dari daftar calon penumpang penerbangan ke Indonesia merupakan perbuatan intelijen hitam.
Ketika itu, sambung Rizieq Shihab, dirinya bersama FPI di Arab Saudi kemudian membuat video untuk memohon doa agar kepulangannya tidak gagal lagi.
“Rekaman video itu untuk memohon doa, bukan untuk mengundang kerumunan atau menghasut umat untuk langar prokes,” ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.