Alasannya, bentuk pembiayaan dari pihak ketiga untuk pembangunan tugu sepeda merupakan pendapatan sah yang bisa diambil Pemprov DKI.
Namun, Gembong berpendapat, akan lebih baik jika proyek yang dibangun itu berdasarkan asas manfaat. Juga melihat kondisi DKI Jakarta saat ini.
"Harus melihat sisi manfaat bagi warga Jakarta. Apakah itu bermanfaat atau tidak, tapi melihat situasi sekarang, (pembangunan tugu sepeda) belum menjadi hal yang sangat prioritas. Maka bekerja jangan berdasarkan mimpi," kata dia.
Baca Juga: Longgarkan Jam Operasional Restoran di DKI selama Ramadhan, Anies Baswedan: untuk Layani Sahur
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sebelumnya mengatakan tugu atau prasasti sepeda dibangun untuk dijadikan tempat selfie.
"Tempat selfie bagi teman-teman milenial," kata Riza saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (9/4/2021).
Selain itu, kata Riza, tugu senilai Rp 800 juta dari dana pihak ketiga itu bisa menjadi ikon baru bagi kota Jakarta, serta untuk mempercantik tempat-tempat yang ada di Jakarta.
Baca Juga: Anies Baswedan Imbau Masyarakat yang Tarawih di Masjid Jaga Jarak dan Pakai Masker
Dana Rp 800 juta, kata Riza, merupakan bentuk penghargaan dari seniman dan konsultan yang sudah bersusah payah mewujudkan hal tersebut.
"Tentu yang namanya kami harus menghargai daripada para seniman seni rupa yang membuat (tugu sepeda) dan para konsultan," kata Riza.
Riza menambahkan, tugu sepeda tersebut juga sebagai bentuk penghargaan bahwa DKI Jakarta ingin sepeda tak lagi menjadi alat olahraga saja, tetapi juga sebagai alat rekreasi dan alat transportasi.
Baca Juga: Survei SMRC: Pendukung Anies Paling Tinggi Percaya Pemerintah Melakukan Kriminalisasi Ulama
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.