"Menurut kakaknya, ZA tertutup, bahkan dengan keluarganya tertutup," kata Sandy dikutip dari Kompas.com pada Kamis (1/4/2021).
Adapun informasi dari Ketua RW, Sandy menambahkan, bahwa keseharian ZA banyak dilakukan di rumah dengan aktivitas menjahit.
Baca Juga: Jenazah Terduga Teroris Mabes Polri Langsung Dimakamkan di TPU Pondok Ranggon
"Di dalam kamar saja. Tidak berinteraksi dengan warga sekitar," ujar dia.
Surat Wasiat
Sebelum melakukan penyerangan ke Mabes Polri, pihak keluarga pelaku ternyata sudah menemukan surat wasiat yang dibuat oleh ZA.
Tapi ketika surat itu sudah ditemukan, ZA sudah tidak berada di rumah.
Dalam surat wasiatnya, ZA menuliskan sejumlah pesan kepada kedua orang tuanya serta saudaranya.
Baca Juga: Kronologi Lengkap Aksi Terorisme Mabes Polri: Masuk Pintu Belakang hingga Tembak 6 Kali
Sandy mengatakan, setelah menemukan surat tersebut, kakak ZA bingung mesti melapor ke siapa dan mencari adiknya di mana.
Menurut Sandy, ketika itu kakak ZA sudah berniat untuk melapor ke kantor Polres setempat. Namun, penyerangan terlanjur terjadi.
"Kakaknya agak bingung mau lapor ke mana, nah akhirnya dia ada inisiatif mau ke Polres, tapi (lebih dulu) terjadi hal yang tidak kita inginkan ini," ucap Sandy.
Meski demikian, Sandy belum dapat memastikan isi surat wasiat yang ditulis oleh ZA tersebut.
Baca Juga: Tak Ada Komentar, Orangtua ZA Terduga Teroris Mabes Polri Datangi RS Polri Kramat Jati
"Ada secarik kertas tulisan tangan, saya tidak tahu isinya apa," kata Sandy.
"Intinya yang saya dengar dari kakaknya itu seperti sebuah izin."
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.