Kompas TV nasional peristiwa

Presiden Jokowi: Indonesia Peringkat Tertinggi Negara Rawan Bencana, Per Hari Ada 9 Bencana

Kompas.tv - 3 Maret 2021, 20:09 WIB
presiden-jokowi-indonesia-peringkat-tertinggi-negara-rawan-bencana-per-hari-ada-9-bencana
Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Sumber: Youtube Kemensos.)
Penulis : Tito Dirhantoro

JAKARTA, KOMPAS TV - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan Indonesia berada di peringkat tertinggi dari 35 negara di dunia sebagai negara rawan bencana.

Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), selama tahun 2020 terdapat 3.253 bencana yang terjadi di Indonesia.

Dengan demikian, kata Jokowi, terdapat 9 kali bencana yang terjadi dalam sehari di Tanah Air. Jokowi menyampaikan data-data itu setelah diinformasikan Kepala BNPB, Doni Monardo.

Baca Juga: 47 Titik Bencana Akibat Cuaca Buruk

"Tadi Pak Doni Monardo telah menyampaikan setahun kemarin kita menghadapi 3.253 bencana. Per hari 9 (ada) bencana," kata Jokowi di Istana Negara pada Rabu (3/3/2021).

Jokowi menuturkan, dengan kondisi tersebut, maka menjadi ujian dan tantangan ke depan bagi Indonesia dalam menghadapi segala jenis bencana.

Terlebih, risiko kebencanaan di Indonesia cukup tinggi karena jumlah penduduknya yang juga besar.

Baca Juga: Mensos Risma Usul ke Jokowi Agar Daerah Mandiri Saat Ada Bencana

"Kita menduduki ranking tertinggi kawasan bencana karena jumlah penduduk kita juga besar, sehingga risiko jumlah korban juga sangat besar apabila ada bencana," tuturnya.

Jokowi karena itu mengingatkan kepada jajarannya untuk fokus pada pelaksanannya di lapangan, tidak hanya sibuk membuat aturan.

Pasalnya, implementasi di lapangan merupakan hak yang sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat.

Baca Juga: Melalui Virtual, Naruhito Bicara Soal Pandemi Corona, Bencana Alam & Internal Keluarga Kaisar

Ia mencontohkan, jika terjadi gempa misalnya. Dalam menanganinya, standar bangunan, fasilitas umum dan fasilitas sosial yang tahan gempa harus dikawal dalam pelaksanaannya.

"Juga harus diikuti audit ketahanan bangunannya agar betul-betul sesuai dengan standar sehingga kalau terjadi lagi di daerah itu, korban yang ada bisa diminimalisir dan segera koreksi," ujarnya.

Selain itu, Jokowi juga meminta kebijakan mengurangi risiko bencana harus terintegrasi dari pusat sampai daerah. Ia tidak ingin ada ego sektoral di daerah dalam menerapkan kebijakan tersebut.

Baca Juga: Risma akan Lelang Mobil Mewah di Kemensos, Hasilnya untuk Korban Terdampak Bencana

"Semuanya harus terintegrasi, benar-benar terintegrasi, semuanya saling mengisi, saling menutup," ujar Jokowi.

"Tidak boleh ada yang merasa ini bukan tugasnya, bukan urusan saya. Hati-hati ini bencana. Berbeda dengan hal-hal normal."

Selanjutnya, Jokowi juga mengingatkan terkait sistem peringatan dini yang harus berfungsi dengan baik. Karenanya, ia meminta harus ada pengecekan berkala.

Baca Juga: Program MBKM, Ratusan Mahasiswa Berangkat Ke HST Bantu Pemulihan Pasca Bencana

Dengan begitu, sistem peringatan dini dapat bekerja dengan cepat, dan akurat. Serta kecepatan responsnya juga meningkat.

Terakhir, Jokowi menekankan pentingnya edukasi dan literasi kebencanaan masyarakat.

"Melakukan simulasi bencana secara rutin di daerah-daerah yang rawan bencana, sehingga warga semakin siap menghadapi bencana yang ada," kata Jokowi.

Baca Juga: Kasus Korupsi Dana Bencana Selalu Lolos dari Vonis Mati, Ini Daftarnya




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x