JAKARTA, KOMPAS.TV- Memasuki tahun 2021, produsen tahu dan tempe menghentikan produksinya. Salah satu penyebabnya adalah harga kedelai yang melambung tinggi. Sampai saat ini, Indonesia adalah importir terbesar kedelai di dunia.
Melihat ke belakang, dalam kampanye pemilihan presiden tahun 2014 silam, pasangan Jokowi dan Jusuf kalla berjanji akan menyetop impor pangan termasuk kedelai.
Menurut Jokowi, Indonesia yang memiliki kekayaan alam berlimpah dengan tanah yang subur ini seharusnya jadi negara pengekspor. "Kita harus berani stop impor pangan, stop impor beras, stop impor daging, stop impor kedelai, stop impor sayur, stop impor buah, stop impor ikan. Kita ini semuanya punya kok," kata Jokowi di Gedung Pertemuan Assakinah, Cianjur, Jawa Barat, Rabu (2/7/2014).
Baca Juga: Kedelai Impor Naik, Perajin Tempe Mogok Produksi
Menurut Jokowi kala itu, pemerintah harus menghentikan impor untuk memicu agar para petani lebih semangat melakukan produksi. Jokowi pun memuji beras Cianjur yang pulen dan wangi. "Bayangkan, kita jerih payah produksi, eh ada impor. Kejadian itu yang membuat kita malas berproduksi. Oleh sebab itu, petani harus dimuliakan," ucapnya.
Namun sampai saat ini, Indonesia adalah negara dengan konsumsi kedelai terbesar di dunia setelah China. Rata-rata kebutuhan kedelai di Indonesia mencapai 2,8 juta ton per tahun. Hal itu berdampak pada impor kedelai yang juga tetap besar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor kedelai Indonesia sepanjang semester-I 2020 mencapai 1,27 juta ton atau senilai 510,2 juta dollar AS atau sekitar Rp 7,24 triliun (kurs Rp 14.200).
Sebanyak 1,14 juta ton di antaranya berasal dari Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Harga Kedelai Melonjak, Satgas Pangan Polri Siap Bertindak
Indonesia sebenarnya pernah mengalami swasembada kedelai pada tahun 1992. Saat itu produksi kedelai dalam negeri mencapai 1,8 juta ton.
Sementara, saat ini produksi kedelai menyusut drastis tinggal di bawah 800.000 ton per tahun dengan kebutuhan nasional sebesar 2,5 juta ton, terbanyak untuk diserap industri tahu dan tempe.
Dalam nota keuangan tahun anggaran 2021, pemerintah menargetkan produksi kedelai 420.000 ton pada tahun 2021. Pada tahun ini, produksi diperkirakan berkisar 320.000 ton atau lebih rendah dibandingkan produksi tahun 2019 yang mencapai 420.000 ton.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.