JAKARTA, KOMPAS.TV – Puncak hujan meteor Leonid akan terjadi mulai Selasa (17/11/2020) malam ini hingga 18 November besok. Artinya, hujan meteor tersebut akan hadir dengan intensitas tinggi.
Menurut Astronom amatir Indonesia Marufin Sudibyo, hujan meteor pada dasarnya merupakan kumpulan meteor yang seakan-akan berasal dari satu titik radian di langit.
"Pada kenyataannya mereka memang berasal dari satu sumber yang sama, yakni remah-remah debu dan pasir yang dilepaskan suatu komet dalam perjalanannya mengelilingi Matahari," kata Marufin, Senin (16/11/2020), seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Asteroid Raksasa Sebesar 2 Kali Monas Menuju Bumi, Terancam Menabrak pada 2068
Lantas remah-remah tersebut melintas di lingkungan dekat Bumi sehingga masuk ke atmosfer menjadi meteor.
Disebut hujan meteor Leonid, lanjut Marufin, karena seolah-olah berasal dari satu titik dalam rasi Leo (Singa).
Setiap tahunnya, hujan meteor Leonid akan berlangsung di bulan November, dengan intensitas terbesar sekitar tanggal 17 atau 18.
"Karena pada saat itu, lintasan rata-rata komet Tempel-Tuttle adalah yang terdekat dengan Bumi," jelas Marufin.
Sebab, setiap kali komet Tempel-Tuttle melintas di dekat Bumi, orbitnya akan bergeser secara gradual dari waktu ke waktu akibat gangguan gravitasi Jupiter.
Baca Juga: Dikira Layangan, Warga Tuban Gambarkan Sinar yang Diduga Lintang Kemukus
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.