Kompas TV nasional peristiwa

DPR soal Insiden Moge di Bukittinggi: Mau Touring Saja Nyusahin Orang

Kompas.tv - 1 November 2020, 17:29 WIB
dpr-soal-insiden-moge-di-bukittinggi-mau-touring-saja-nyusahin-orang
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi (Sumber: Handout)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota DPR ini tidak habis pikir dengan rombongan klub motor yang melakukan touring dengan pengawalan kepolisian.

Adalah Dedi Mulyadi, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, yang mempertanyakannya. Bahkan dia mengalami sendiri saat mengendarai motor atau mobil sendirian.

Mantan Bupati Garut ini mengaku seringkali harus menepi untuk memberi jalan rombongan moge yang melintas dengan pengawalan kepolisian.

"Dalam hati saya bertanya, kapasitas mereka itu apa, dan urgensinya apa? Sehingga saya harus minggir oleh rombongan motor baik besar atau kecil," ujar Dedi, Sabtu (31/10/2020), dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Rombongan Moge Harley-Davidson Pengeroyok TNI Dipimpin Mantan Pangkostrad

Dedi melanjutkan pertanyaannya, apakah rombongan touring motor itu memiliki tugas negara yang harus diselesaikan?

"Ataukah jenazah yang harus segera dikuburkan? Atau pula pasien yang harus segera ditangani rumah sakit? Urgensinya apa itu?" lanjutnya.

Berkaca dari insiden rombongan moge yang mengeroyok anggota TNI di Bukittinggi, Dedi minta ada penegasan tentang penggunaan jalan raya untuk kepentingan umum.

Dedi juga meminta pemerintah memberi jaminan perlindungan kepada pengguna jalan dari berbagai gangguan yang tak memilik relevansi dengan penggunaan fasilitas pengawalan, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Lalu Lintas.

"Ketika ada iring-iringan motor yang dikawal polisi, akan ada pertanyaan, Anda itu siapa? Kok meminggirkan saya. Anda itu dalam tugas negara atau main. Masa main aja nyusahin orang lain. Anda touring saja nyusahin orang lain," sindir anggota DPR dari Fraksi Golkar itu.

Kronologi Pengeroyokan oleh Rombongan Harley

Berdasarkan informasi dari kepolisian, sekitar pukul 16.40 WIB, Serda Mistari dan Serda Yusuf sedang melintas di Jalan Dr Hamka Kelurahan Tarok Dipo, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, menggunakan motor Honda Beat dengan berboncengan.

Mereka sempat menepi karena mendengar suara sirine patwal, dan memberikan jalan mobil patwal yang ternyata diiringi oleh rombongan pengendara moge Harley-Davidson.

Karena diketahui seluruh rombongan telah melintas, Serda Mistari dan Serda Yusuf melanjutkan perjalanan. Namun ternyata di belakang masih terdapat rombongan moge yang terpisah dari rombongan sebelumnya.

Rombongan ini memainkan gas di belakang Serda Yusuf dan Serda Mistari. Aksi ini membuat dua anggota TNI ini terkejut dan hampir jatuh.

Baca Juga: Aksi Pengeroyokan Rombongan Moge di Bukittinggi Jadi Bencana Klub Otomotif Indonesia

Serda Mistari dan Serda Yusuf memutuskan untuk mengejar dan memberhentikan rombongan tersebut. Namun ketika dihentikan, anggota rombongan langsung mengejar dan melakukan kekerasan terhadap Serda Mistari dan Serda Yusuf.

Keduanya sempat mengungkap identitas sebagai anggota TNI, namun anggota rombongan moge tersebut tidak mau mendengar. Bahkan salah seorangnya mengancam akan menembak kedua anggota TNI tersebut.

Lokasi peristiwa pun menjadi ramai dengan warga. Sebagian warga melerai, sementara ada warga yang merekam kekerasan tersebut.

Setelah dilerai masyarakat, rombongan moge itu kemudian melanjutkan perjalanan menuju Novotel Kota Bukittinggi.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x