KOMPAS.TV – Tidak ada istilah “berhenti belajar”, termasuk dalam pengamalan nilai-nilai Pancasila. Justru sebaliknya, masyarakat Pancasila adalah masyarakat pembelajar, masyarakat yang terus belajar untuk maju.
Narasi ini disampaikan Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Hariyono dalam kegiatan advokasi positif BPIP bertajuk “Pembekalan Nilai-Nilai Pancasila Kepada Pegiat Kampung” di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, 27 September 2020.
Jika dulu orang hanya memandang Pancasila hanya sebatas saling menghormati dan toleransi,
Hariyono menegaskan BPIP kini memaknai Pancasila tidak sebatas toleransi sosial saja.
"Dalam pembukaan undang-undang Dasar 45 ada kata-kata keinginan luhur dan menjadi bangsa yang merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur. Mungkin tidak kita bisa berdaulat kalau tidak ada sentuhan teknologi, tidak ada inovasi?" tanya Prof Hariyono.
Baca Juga: Simak! Pengalaman Milenial dalam Perwujudan Antikorupsi pada Pancasila
Hariyono memandang kemajuan masyarakat salah satunya dipantik dengan kehadiran teknologi. Demikian juga dengan kemakmuran yang menurutnya hanya dapat dihadirkan lewat kerja keras.
"Tapi itu tidak bisa terjadi kalau tidak ada persatuan. Jadi persatuan itu juga penting. Kemajuan juga penting. Maka Indonesia harus bersatu, toleransi, gotong royong, dan harus didukung dengan kreasi dan inovasi," kata Hariyono kembali menegaskan.
Hariyono mengingatkan gotong royong dan toleransi menjadi pondasi dasar kemajuan sebuah bangsa.
"Untuk membuat maju bangsa, tak bisa tanpa adanya inovasi dan prestasi. Oleh karenanya kami melihat toleransi harus menjadi basis, (kemudian) harus diikuti inovasi dan prestasi," kata Hariyono.
Menurut Hariyono, dia sudah melihat sejumlah masyarakat Pancasila yang menelurkan beragam inovasi dan banyak prestasi. Salah satunya dilakukan pegiat Kampung Karamba di Desa Ditotrunan, Lumajang, Jawa Timur.
Ia melihat pegiat kampung tematik ini dapat menjadi contoh pratik baik pengamalan nilai Pancasila dengan menjalankan gotong royong yang menjadi inspirasi dari Pancasila. Semangat melakukan inovasi pun dilakukan sejalan dengan semangat Pancasila dalam UUD 1945.
“Masyarakat di kampung ini konsisten selama beberapa tahun terakhir mengamalkan salah satu semangat Pancasila yaitu gotong royong untuk mengubah kampung mereka yang tadinya kumuh dan tidak produktif, menjadi bersih, asri, dan menghasilkan nilai,” ungkap Hariyono.
Baca Juga: Membangun Karakter Bangsa Dengan Asas Pancasila - TITIK PANDANG
Ia mencontohkan kegiatan masyarakat yang secara bahu-membahu memanfaatkan sungai yang mengalir di kampung untuk membuat karamba.
Sebelumnya mereka secara bergotong royong membersihkan sungai dan mulai menerapkan budaya menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan ke sungai.
Dalam karamba ini, masyarakat melakukan budi daya ikan. Tidak berhenti sampai di situ, masyarakat Desa Ditotrunan juga bergotong royong dalam membuat kebun dan budi daya tanaman.
Mereka juga menularkan semangat gotong royongnya ini kepada pegiat kampung tematik lain. Tidak hanya di Lumajang, tetapi juga di kampung dari kabupaten/kota lainnya seperti Pasuruan, Probolinggo, dan Malang.
Baca Juga: Pro Kontra Lembaga BPIP
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.