JAKARTA, KOMPAS.TV - Berikut penyebab, cara diagnosis, dan tips mengurangi risiko Atrial Fibrillation atau Fibrilasi Atrium (AFib) yang bisa mengancam nyawa.
Menurut Heart.org, fibrilasi atrium adalah gangguan irama jantung yang menyebabkan detak jantung tidak teratur.
Kondisi ini terjadi ketika ruang atas jantung (atrium) berkontraksi secara tidak sinkron dengan ruang bawah (ventrikel), sehingga memengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh.
Baca Juga: 7 Makanan Sehat untuk Jantung, Ikan Berlemak hingga Cokelat Hitam
Jika tidak ditangani, fibrilasi atrium dapat meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, dan komplikasi kardiovaskular lainnya.
Fibrilasi atrium dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:
Faktor gaya hidup seperti konsumsi alkohol berlebihan, stres, dan kurang aktivitas fisik juga dapat memicu kondisi ini.
Gejala fibrilasi atrium bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Beberapa gejala yang umum meliputi:
Namun, beberapa pasien mungkin tidak merasakan gejala sama sekali dan hanya mengetahui kondisi ini saat menjalani pemeriksaan medis rutin.
Untuk mendiagnosis fibrilasi atrium, dokter akan melakukan beberapa tes, seperti:
1. Elektrokardiogram (EKG)
Tes ini merekam aktivitas listrik jantung dan membantu mendeteksi irama jantung yang tidak normal.
Baca Juga: Mengenal Diet Portfolio, Kian Populer untuk Cegah Penyakit Jantung
2. Holter Monitor
Alat ini dipakai selama 24-48 jam untuk memantau detak jantung secara kontinu.
3. Ekokardiogram
Menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar jantung dan memeriksa apakah ada masalah struktural.
4. Tes Darah
Dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan lain yang dapat memicu fibrilasi atrium, seperti masalah tiroid atau infeksi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.