MEDAN, KOMPAS.TV - Pembangunan berkelanjutan rendah karbon menjadi kunci pengendalian perubahan iklim yang mendorong penurunan emisi gas rumah kaca.
Dalam upaya penurunan emisi ini, sejumlah stake holder mulai kementerian, dinas terkait, dan pihak swasta harus bersinergi untuk menurunkan emisi gas rumah kaca berbasis hutan dan lahan.
Dalam diskusi bertema Nilai Ekonomi Karbon dan Program REDD+ yang diselenggarakan di Medan pada Kamis (16/1), mencuat persoalan baru terkait pembiayaan REDD+ untuk pelaksanaan pengelolaan hutan berkelanjutan.
Direktur Eksekutif Yayasan Petai Masrizal Saraan mengungkap bahwa Provinsi Sumatera Utara diketahui belum memiliki arsitektur atau sistem pelaksanaan REDD+, sehingga cukup sulit untuk memperoleh pendanaan internasional.
Dampaknya, upaya penurunan gas rumah kaca menjadi lambat. (*)
#emisikarbon #iklim #emisigasrumahkaca #gasrumahkaca #greenhousegas #sumaterautara #sumut #medan #beritamedan #beritadaerah
------------
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.