JAKARTA, KOMPAS.TV - Makanan ultra proses atau ultra-processed food kian populer sebagai pilihan makanan sehari-hari. Makanan jenis ini dinilai lebih praktis, siap saji, lezat, dan bervariasi.
Dilansir laman Cleveland Clinic, makanan ultra proses adalah makanan olahan yang sebagian besar terbuat dari zat yang diekstrak dari makanan, seperti lemak, pati, gula tambahan, dan lemak terhidrogenasi.
Makanan ini juga mengandung bahan tambahan seperti pewarna dan perasa buatan atau zat penstabil.
Contoh makanan ultra proses adalah makanan beku, minuman ringan, hot dog dan potongan daging dingin, makanan cepat saji, kue kering kemasan, kue, dan makanan ringan asin.
Sayangnya, di balik rasanya yang menggugah selera, makanan ultra proses dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan.
Baca Juga: 7 Makanan Sehat untuk Jantung, Ikan Berlemak hingga Cokelat Hitam
Berikut dampak buruk makanan ultra proses jika dikonsumsi terlalu sering.
Makanan ultra proses umumnya tinggi kalori, gula, dan lemak, tetapi rendah serat dan nilai gizi. Padahal, serat membantu tubuh merasa kenyang lebih lama.
Makanan ultra proses yang rendah serat, membuat kita cenderung makan lebih banyak tanpa merasa kenyang.
Selain itu, kandungan garam yang tinggi dapat menyebabkan retensi air dalam tubuh, sehingga dapat meningkatkan berat badan.
Tingginya kadar gula dalam makanan ultra proses dapat mengganggu metabolisme tubuh. Ketika kita mengonsumsi makanan tinggi gula, pankreas akan memproduksi insulin dalam jumlah besar untuk membawa gula dari darah ke sel-sel tubuh sebagai energi.
Sumber : Cleveland Clinic
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.