JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah Denmark dilaporkan menarik beberapa varian ramen instan populer yang diproduksi oleh Samyang Foods, sebuah perusahaan Korea Selatan.
Badan Pengawas Makanan dan Hewan Denmark menarik ramen instan tersebut karena kandungan capsaicin-nya dinilai sangat tinggi sehingga berpotensi menyebabkan keracunan akut pada konsumen.
Kandungan capsaicin dalam ramen instan tersebut disebut lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditemukan dalam keripik cabai, yang sebelumnya telah menyebabkan beberapa kasus keracunan pada anak-anak di Jerman.
Dilansir laman Healthline, capsaicin adalah senyawa bioaktif yang terdapat pada cabai dan bertanggung jawab atas rasa pedas yang dihasilkan.
Meski memiliki sifat analgesik atau antinyeri, capsaicin dapat membawa dampak buruk bagi tubuh jika dikonsumsi terlalu banyak.
Baca Juga: 5 Manfaat Donor Darah Secara Rutin, Termasuk Menurunkan Kolesterol
Berikut beberapa bahaya menyantap makanan pedas atau capsaicin berlebihan.
Diare dan sakit perut merupakan reaksi paling umum yang sering terjadi usai menyantap makanan pedas. Menurut hasil penelitian, konsumsi zat capsaicin berlebihan dapat mengiritasi lapisan dalam perut serta usus.
Jika bagian dalam perut sudah mengalami iritasi, gejala ini biasanya ditandai dengan rasa mual, muntah, dan diare dengan sensasi panas terbakar.
Bahaya mengonsumsi makanan terlalu pedas selanjutnya adalah iritasi kulit, seperti lecet-lecet dan ruam kemerahan.
Makanan pedas bisa merangsang reseptor di kulit yang biasanya merespons rasa perih, gatal, atau perubahan suhu udara.
Reseptor ini akan lebih aktif saat menerima sinyal zat asing. Salah satunya zat dari cabai serta makanan pedas serupa, yang bisa meningkatkan peluang terjadinya iritasi pada kulit.
Baca Juga: Kaya Antioksidan, Ini 7 Manfaat Kuaci untuk Kesehatan
Dikutip dari laman Mayo Clinic, zat capsaicin juga meningkatkan risiko iritasi tenggorokan atau radang tenggorokan.
Ketika makanan pedas yang masuk ke dalam tubuh jumlahnya berlebih, tenggorokan mengalami peningkatan suhu sehingga menjadi panas.
Apabila suhu tenggorokan sudah terlalu panas, kondisi tersebut memicu disfungsi pita suara sehingga tertutup tidak terkendali.
Terlalu sering mengonsumsi makanan pedas dapat menyebabkan gastritis atau maag akut. Sebab, makanan pedas dapat menyebabkan peradangan pada lapisan lambung.
Makanan terlalu pedas juga dapat menyebabkan reflux asam yang berujung pada gastroesophageal reflux disease (GERD), esophagitis (luka pada kerongkongan), dan sindrom atypical.
Reflux asam adalah aliran balik dari lambung ke kerongkongan. Kondisi ini dapat menyebabkan sensasi panas seperti terbakar di saluran kerongkongan.
Baca Juga: 8 Manfaat Jalan Kaki 30 Menit Setiap Hari: Bisa Tingkatkan Kesehatan Mental
Selain menyebabkan sakit perut, makanan pedas juga dapat memberi efek insomnia sehingga kualitas tidur menurun.
Makanan terlalu pedas menimbulkan rasa begah, mulas, perut terasa melilit, lalu tidak nyaman saat berbaring.
Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan untuk menghindari segala bentuk makanan pedas, terutama sebelum tidur.
Sumber : Kompas TV, Healthline, Mayo Clinic
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.