“Acara ini Jogja Fashion Parade kedelapan, yang diikuti oleh 150 desainer. Hari ini hari ketiga. Tema besar kita ‘Resilient’, kita membebaskan desainer memakai apa pun materialnya sesuai dengan kreasi mereka,” ungkapnya.
Selain menampilkan wastra nusantara, kegiatan itu juga diikuti oleh desainer dari India bernama Rahul, dengan brand Devlog yang menampilkan kain-kain India.
“Target peserta kita terlampaui dari 100 jadi 150 peserta. Harapannya bisa menjadi media promo bagi para desainer. Ini dari Aceh, Bangka Belitung, Kalimantan, Bali, Sulawesi,” tambahnya.
Pada hari ketiga, sejumlah desainer yang tampil antara lain Local Concept Store (Yogyakarta), Adisiwi Batik by Lilis Wijayanti (Magelang) menampilkan tema warna-warni untuk anak-anak, dan tema resilient bernuansa warna hitam modifikasi dari batik kuno tapi desain modern.
Amung Godhong by Retno Larasati (Magelang), menampilkan koleksi pria dengan warna biru berkonsep style and smart.
Kemudian La Kristy by Kristy E Riantono (Magelang) yang menampilkan baju khusus wanita dengan konsep hitam putih.
DiG Wardrobe by Dzamir (Jember), Maximal by Atik Prasetya (Yogyakarta), Eugene Wear (Jember), Sogan by Iffah M Dewi (Yogyakarta), Mase Batik (Yogyakarta), Dahayu Rahayu (Yogyakarta), Little Asterani (Magelang), Dhea Fadilla (Yogyakarta), Susanti Rahayu Pangestuti (Bantul), Rujana x Layana Creative (Yogyakarta), Beakin Jahit by Rizki Nicita (Magelang), Crisantium by Tatok Prihasmanto (Magelang), dan banyak lagi.
Art Director JPF 2024, Phillip Iswardono mengatakan, saat ini seluruh penjuru dunia marak mengkampanyekan sustainability.
Baca Juga: BMKG Prediksi Awal Puasa Ramadan 2024 Berbeda antara Pemerintah dan Muhammadiyah
Tidak hanya dengan warna alam jika membikin batik, atau kain percar yang kembali diolah.
"Kalau itu sudah kuno. Bicara secara luas. Ini event berkelanjutan yang didukung Asmat Pro," ucap Phillip.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.