Cokelat awalnya merupakan hidangan eksklusif bagi kaum bangsawan hingga terjadi revolusi produksi pada tahun 1828.
Pada periode tersebut, ditemukan alat pemeras kakao yang mampu menghasilkan bubuk kakao yang bisa dicairkan atau dituangkan dalam cetakan untuk membentuk cokelat batangan.
Baca Juga: Melihat Produksi Olahan Cokelat di Kampung Coklat Kolaka
Pada awalnya, saat pertama kali ditemukan, cokelat belum diidentifikasi sebagai bagian dari perayaan Hari Valentine.
Pada 1840-an, konsep libur untuk merayakan Hari Valentine mulai diperkenalkan di sebagian besar wilayah Eropa. Sejak saat itu, tradisi memberikan hadiah kepada orang-orang terdekat yang dicintai menjadi umum.
Richard Cadbury, seorang keturunan keluarga produsen cokelat Inggris yang bertanggung jawab atas penjualan cokelat, melakukan inovasi untuk meningkatkan penjualannya.
Dalam inovasinya, ia menambahkan mentega pada biji kakao dalam produk cokelat yang dijualnya. Dari sinilah Richard Cadbury tidak sengaja menciptakan varian baru cokelat yang dikenal sebagai dark chocolate atau cokelat masak pekat.
Baca Juga: Ide Unik Hadiah di Hari Valentine, Buket Sayuran Bisa Jadi Pilihan yang Tepat!
Melihat adanya peluang bisnis tersebut, ia mulai memasarkan varian cokelat ini dengan kemasan yang cantik.
Meskipun tidak dipatenkan, banyak yang berpendapat bahwa Richard Cadbury adalah orang pertama yang membuat kemasan berbentuk hati seperti yang kita kenal sekarang.
Tujuan di balik pembuatan kemasan berbentuk hati ini adalah agar wadah cokelatnya tidak dibuang begitu saja. Menurut mereka, kemasan yang indah ini dapat digunakan kembali untuk menyimpan barang atau sebagai kenang-kenangan.
Pada awal abad ke-20, banyak perusahaan cokelat lainnya mulai menciptakan cokelat dengan bentuk atau kemasan unik khusus untuk Hari Valentine.
Dari Eropa, budaya memberikan cokelat pada Hari Valentine pun mulai menyebar ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Sumber : Britannica, History
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.