SOLO, KOMPAS.TV - Nama-nama hari dalam kalender Jawa seperti Kliwon, Legi, Pahing, Pon dan Wage ternyata mempunyai makna masing-masing.
Kalender Jawa merupakan salah satu sistem penanggalan yang masih digunakan di Indonesia hingga saat ini.
Kalender Jawa juga disebut sebagai Kalender Sultan Agungan karena diciptakan pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613–1645), raja ketiga dari Kesultanan Mataram.
Sebelum seperti sekarang ini, orang Jawa di masa pra-Islam tidak hanya mengenal sepekan tujuh hari saja, melainkan dua hingga sepuluh hari.
Pekan-pekan ini disebut dengan nama-nama dwiwara, triwara, caturwara, pañcawara (pancawara), sadwara, saptawara, astawara dan sangawara.
Di antara siklus-siklus tersebut, yang masih dipakai sampai saat ini adalah saptawara (siklus tujuh hari) dan pancawara (siklus lima hari). Meski begitu, ada pula siklus pekan lainnya yang masih dipakai di Pulau Bali dan Tengger.
Saptawara atau padinan, dilansir Gramedia.com, merupakan siklus yang terdiri dari tujuh hari dan terhubung dengan siklus Bulan-Bumi.
Baca Juga: Kalender Jawa Oktober 2023 Lengkap dengan Weton dan Penanggalan Hijriah
Sama seperti di kalender Masehi, siklus tujuh hari ini mencakup Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu.
Namun dalam penanggalan Jawa, nama-nama hari tersebut berbeda. Hari-hari di siklus Saptawara ini diberi nama berdasarkan solah (gerakan) Bulan terhadap Bumi.
Nama-nama ini memiliki makna yang melambangkan bagaimana pergerakan Bumi di berbagai waktu.
Berikut nama-nama hari dalam Saptawara dan maknanya:
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.