JAKARTA, KOMPAS TV - Sebagai negara yang menjadi tempat tinggal bagi orang-orang tertua di dunia, Jepang adalah negara yang masyarakatnya memiliki karakter pekerja keras dan layak menjadi panutan untuk masyarakat di berbagai negara.
Masyarakat Jepang telah lama dikenal memiliki harapan hidup yang tinggi, dan salah satu faktornya adalah berbagai konsep-konsep yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dikutip dari Daily Sabah, berikut ini adalah 10 konsep yang membantu menjelaskan bagaimana orang Jepang mencapai kualitas hidup yang tinggi dan memperpanjang masa hidup mereka.
"Ikigai" adalah konsep yang mendalam dalam budaya Jepang yang menggambarkan pencarian dan praktik tujuan hidup. Konsep ini juga merupakan alasan yang membuat seseorang bangun di pagi hari dengan semangat.
Orang Jepang percaya bahwa setiap individu memiliki Ikigainya sendiri, dan mengejarnya adalah perjalanan penting untuk membawa kepuasan dan makna dalam hidup.
Konsep "Oubaitori" mengajarkan kita untuk tidak pernah membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Konsep ini mengacu pada ide bahwa setiap individu tumbuh dan berkembang dengan cara yang unik, seperti bunga atau pohon yang mekar pada waktu dan cara masing-masing.
Konsep ini juga mengingatkan kita untuk merayakan perbedaan dan kemajuan pribadi kita tanpa dibebani oleh perbandingan.
Baca Juga: Air Limbah Nuklir Fukushima Jepang | NEWS OR HOAX
"Kaizen" adalah kata yang berarti perbaikan terus-menerus atau perubahan menjadi lebih baik. Konsep ini pertama kali diterapkan dalam dunia bisnis Jepang setelah Perang Dunia II, tetapi telah menembus ke berbagai aspek kehidupan.
Kaizen mengajarkan kita untuk melakukan perubahan kecil secara bertahap dan terus-menerus untuk mencapai perbaikan yang signifikan, sambil merangkul prosesnya.
"Wabi-Sabi" adalah konsep kecantikan dalam budaya Zen Buddha yang menyoroti penghargaan terhadap ketidaksempurnaan alam.
Konsep ini adalah cara untuk menerima kekurangan diri sendiri dan orang lain sebagai bagian dari keindahan yang unik. Wabi-Sabi mengajarkan kita untuk melihat keindahan dalam hal-hal yang tidak sempurna dan sementara.
"Kintsugi" adalah konsep yang membantu kita merangkul kekurangan diri sendiri sebagai bagian yang membuat kita lebih indah. Dalam seni Kintsugi, pecahan tembikar diperbaiki dengan emas atau perak, menciptakan keindahan baru dari kerusakan.
Konsep ini adalah pengingat bahwa kita bisa tumbuh dan berkembang melalui kesulitan dan kegagalan, dan itu adalah bagian penting dari perjalanan kehidupan.
Dengan menerapkan konsep-konsep ini dalam kehidupan sehari-hari, orang Jepang menciptakan pondasi yang kuat untuk hidup yang bermakna dan panjang.
Mereka menggabungkan hasrat untuk tujuan hidup, penerimaan diri, dan semangat perbaikan yang berkelanjutan untuk mencapai tingkat kebahagiaan dan kualitas hidup yang tinggi.
Baca Juga: Raih Gelar Juara Hong Kong Open 2023, Jonatan Christie Ungkap Kunci Kalahkan Wakil Jepang
Mottainai adalah istilah Jepang yang memiliki arti "terlalu baik untuk dibuang" dan mengacu pada keyakinan bahwa segala sesuatu layak dihormati dan dihargai sehingga penting untuk tidak mubazir.
Konsep ini berkaitan dengan menghormati dan mengakui nilai sumber daya sehingga tidak menghamburkannya. Prinsip-prinsip ini terkait dengan pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang.
Istilah Jepang "Gaman," yang diartikan sebagai "kesabaran, ketekunan, dan toleransi," mengacu pada kemampuan untuk bertahan dalam situasi sulit dengan kendali diri dan martabat.
Sebagai ajaran Zen Buddha, Gaman adalah strategi untuk tetap tangguh dan sabar selama masa-masa sulit dan merupakan ciri kedewasaan emosional.
"Shikata ga nai," atau "Sho ga nai," adalah frasa Jepang yang berarti "tidak dapat dihindari" atau "itulah adanya" dan tidak ada yang dapat dilakukan, tetapi sebenarnya itu tentang penerimaan.
Istilah ini mengacu pada konsep menerima hal-hal yang tidak dapat kita ubah dan melanjutkan.
"Yuugen" adalah kata Jepang yang diterjemahkan sebagai "kedalaman misterius" dan mengacu pada kesadaran mendalam tentang keindahan alam semesta yang melebihi penjelasan dengan kata-kata.
Konsep ini adalah keindahan yang dapat kita rasakan dalam suatu objek atau makhluk bahkan jika itu tidak indah dalam arti harfiah. Konsep ini menghargai kekuatan untuk membangkitkan perasaan daripada menyatakan secara langsung dan menemukan kehalusan sebagai keindahan itu sendiri.
Baca Juga: 4 Kebiasaan pada Malam Hari Ini Diyakini Dapat Membuat Panjang Umur
Secara harfiah diterjemahkan, "Mono no aware" berarti "kesedihan dari segala hal," tetapi juga diterjemahkan sebagai memiliki empati terhadap hal-hal dan hal yang sementara.
Konsep ini adalah kesadaran akan ketidakkekalan dan perasaan seperti rasa rindu pada apa yang pernah ada dan tidak ada lagi, sehingga menghargai perubahan yang selalu ada dan realitas kehidupan.
Istilah ini juga disebut sebagai "keajaiban" dalam kehidupan, cinta, dan alam semesta.
Konsep-konsep ini mencerminkan filosofi dan nilai-nilai dalam budaya Jepang yang mengajarkan penghargaan terhadap sumber daya, martabat dalam menghadapi kesulitan, penerimaan terhadap kenyataan, dan apresiasi terhadap keindahan yang dalam.
Sumber : Daily Sabah
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.