Kompas TV lifestyle kesehatan

Bagaimana Penyakit Antraks Dapat Menyebabkan Kematian pada Manusia? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Kompas.tv - 6 Juli 2023, 07:10 WIB
bagaimana-penyakit-antraks-dapat-menyebabkan-kematian-pada-manusia-ini-penjelasan-ilmiahnya
Ilurstrasi - Ternak sapi, salah satu hewan yang dapat menularkan penyakit antraks pada manusia. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tiga warga Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meninggal dunia usai memakan daging sapi yang positif terjangkit antraks.

Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi. Nadia mengatakan bahwa dua orang mengalami gejala antraks sebelum meninggal dunia.

“Yang satu masih dalam pemeriksaan (suspek),” kata Nadia, Rabu (5//7/2023).

Baca Juga: Geger Kasus Antraks di Gunungkidul: Sapi Mati Sudah Dikubur, tapi Digali untuk Dimakan

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawati mengatakan bahwa ada 85 warga positif terjangkit antraks dari 125 orang yang mengonsumsi daging sapi.

Lantas, bagaimana antraks dapat menyebabkan kematian?

Melansir Science Daily, peneliti di National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) dan National Heart, Lung, and Blood Institute mencoba meneliti bagaimana antraks bisa menyebabkan kematian.

Penelitian ini dilakukan pada tikus, tetapi hasilnya dapat berkontribusi pada pengembangan pengobatan antraks pada manusia. Mereka mengidentifikasi sel-sel di dua area tubuh yang berbeda secara bersamaan yang menjadi sasaran kerusakan penyakit antraks.

Sebagai informasi, antraks adalah penyakit menular yang disebabkan oleh paparan bakteri Bacillus anthracis. Bakteri ini menghasilkan dua toksin mematikan, yakni lethal toxin dan edema toxin.

Ketika Bacillus anthracis menginfeksi manusia atau hewan, kedua racun itu akan mencari dan mengikatkan diri dengan reseptor pada permukaan sel.

Baca Juga: 85 Warga Gunungkidul Poisitif Antraks, Diduga Konsumsi Hewan Ternak yang Mati Karena Sakit

Dua tikus pun diteliti. Salah satu tikus yang diteliti tidak memiliki reseptor toksin antraks pada satu jenis sel, sedangkan satunya memiliki reseptor pada satu jenis sel.

Peneliti kemudian membandingkan perkembangan penyakit pada kedua tikus itu. Hasilnya, kematian akibat antraks paling banyak disebabkan oleh lethal toxin.

Lethal toxin ini menargetkan sel jantung dan sel otot di sekitar pembuluh darah sehingga risiko kematian akibat antraks cukup tinggi. Adapun, edema toxin menargetkan sel hati.

Risiko kematian akibat antraks juga bergantung pada jenis atau bentuk antraks. Antraks paru-paru merupakan bentuk antraks yang paling serius dan potensial mematikan dibandingkan antraks kulit dan antraks usus.


 




Sumber : Science Daily




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x