Oleh: Martian Damanik
Jurnalis KompasTV Penyuka Sepakbola
KOMPAS.TV - Piala Eropa 2024 baru dimulai setelah juara bertahan Italia tersingkir dan Swiss menjelma jadi kekuatan baru mengancam tim favorit juara.
Swiss ibarat kesebelasan kemarin sore, bukan tim berpredikat juara bertahan atau yang pernah juara empat kali piala dunia.
Atas kekalahan Italia itu, pelatih Luciano Spalletti tidak bisa sebagai figur yang paling disalahkan.
Betapa tidak, dia hanya punya kiper Gianluigi Donnarumma, pemain lainnya tidak kompetitif.
Baca Juga: Carvajal dan Nacho "Orangnya" Ancelotti
Bagaimana bisa dia membangun sistem pertahanan sebagai basis kekuatan utama Italia selama ini, bila pilihannya cuma ada Alessandro Bastoni, Gianluca Mancini atau Riccardo Calafiori.
Saat juara pada 2021, pelatih Roberto Mancini punya Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini.
Bek tangguh yang disebut Jose Mourinho bisa mengajar cara bertahan dalam sepak bola di Universitas Harvard.
Marcelo Lippi punya Fabio Cannavaro, Marco Materazzi dan Fabio Grosso saat juara dunia 2006.
Italia yang terkini tak punya jenderal lapangan di pertahanan. Lini tengah pun begitu, apalagi lini depan.
Striker Gianluca Scamacca dan Mateo Retegui pulang ke rumah tanpa sekalipun cetak gol.
Saat lawan Swiss, Italia nyaris tidak pernah membahayakan. Cuma Donnaruma yang levelnya sama dengan pemain Swiss.
Swiss punya Yann Sommer di bawah mistar, Granit Xhaka sebagai jenderal di tengah, Manuel Akanji benteng di belakang.
Ketiganya berasal dari klub juara Inter Milan, Bayern Leverkusen dan Manchester City. Benar-benar mengangkat permainan Swiss selama helatan Euro 2024 ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.