Kompas TV internasional kompas dunia

Pertemuan dengan Trump Berujung Ketegangan, Zelenskyy Tak Merasa Bersalah

Kompas.tv - 1 Maret 2025, 19:02 WIB
pertemuan-dengan-trump-berujung-ketegangan-zelenskyy-tak-merasa-bersalah
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Trump Tower, New York, Amerika Serikat, 27 September 2024. (Sumber: AP Photo/Julia Demaree Nikhinson)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Vyara Lestari

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih pada Jumat (28/2/2025) berakhir dengan ketegangan. 

Dalam pertemuan yang seharusnya membahas kesepakatan mineral strategis itu, Zelenskyy menegaskan bahwa dirinya tidak merasa bersalah atas kebijakan yang diambil Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia.  

"Saya pikir kita harus terbuka dan jujur. Saya tidak yakin bahwa kami melakukan sesuatu yang salah," ujar Zelenskyy dalam wawancara dengan Fox News setelah pertemuan dikutip dari Anadolu.

Baca Juga: Adu Mulut, Donald Trump Sebut Zelensky Tak Sopan dan Tak Tahu Terima Kasih!

Pernyataan tersebut muncul saat Zelenskyy ditanya apakah dirinya berutang permintaan maaf kepada Trump. 

Alih-alih meminta maaf, ia menegaskan bahwa Ukraina membutuhkan dukungan AS untuk menghentikan agresi Rusia.  

Pertemuan Trump dan Zelenskyy yang Memanas

Awalnya, pertemuan yang juga dihadiri Wakil Presiden AS JD Vance itu difokuskan pada penandatanganan kesepakatan terkait mineral strategis. 

Namun, diskusi kemudian beralih mengenai perang Ukraina-Rusia dan peran AS dalam konflik tersebut.  

Zelenskyy menyatakan bahwa Ukraina siap menandatangani kesepakatan mineral sebagai langkah awal menuju jaminan keamanan. Ia menolak gagasan gencatan senjata tanpa adanya kepastian keamanan bagi rakyat Ukraina.  

"Ini sangat sensitif bagi masyarakat kami. Mereka hanya ingin mendengar bahwa Amerika ada di pihak kami dan akan tetap bersama kami," ujar Zelenskyy.

Ia juga menegaskan bahwa dirinya tidak bisa mengubah sikap rakyat Ukraina terhadap Rusia.  

"Saya tidak menginginkannya. Mereka membunuh kami. Saya tidak bisa mengatakan ‘berhenti saja,’ karena semua orang takut bahwa Putin akan kembali besok," tegasnya.  

Baca Juga: Trump Blak-blakan soal Putin usai Adu Mulut dengan Zelenskyy

"Kami menginginkan perdamaian yang adil dan abadi. Itu benar. Kami menginginkan jaminan keamanan," ucap Zelensky.

Pernyataan Zelenskyy mendapat respons tajam dari Trump. Dalam keterangannya kepada wartawan sebelum bertolak ke Florida, Trump menyatakan bahwa pertemuan tersebut “tidak berjalan dengan baik.”  

"Dia terlalu berlebihan. Kami menginginkan perdamaian, bukan seseorang yang ingin memperpanjang perang karena merasa mendapat dukungan kuat," ujar Trump.  

Trump menilai bahwa Zelenskyy ingin terus berperang dan menolak solusi damai. Ia menegaskan bahwa AS tidak ingin terjebak dalam konflik berkepanjangan.  

"Entah kita akhiri perang ini, atau biarkan dia bertarung sendiri. Tanpa kita, dia tidak akan menang," kata Trump.  

Ketegangan yang terjadi selama kurang lebih 10 menit membuat agenda utama pertemuan terganggu. 

Zelenskyy meninggalkan Gedung Putih setelah perdebatan sengit, sementara upacara penandatanganan kesepakatan mineral serta konferensi pers yang telah direncanakan akhirnya dibatalkan.  

Meski demikian, Zelenskyy tetap menyatakan rasa terima kasihnya kepada Trump dan Kongres AS atas dukungan yang telah diberikan kepada Ukraina.   

Baca Juga: Donald Trump Blak-blakan soal Vladimir Putin usai Adu Mulut dengan Zelenskyy di Gedung Putih


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Anadolu/Fox News/Associated Press

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x