Kompas TV internasional kompas dunia

Bumi Catat Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah Pada 2024, Alarm Darurat Sudah Berbunyi

Kompas.tv - 10 Januari 2025, 13:34 WIB
bumi-catat-tahun-terpanas-sepanjang-sejarah-pada-2024-alarm-darurat-sudah-berbunyi
Seorang anak menutupi kepalanya dengan ember di hari yang panas di lingkungan Los Guandules, Santo Domingo, Republik Dominika, 20 Mei 2024. Suhu bumi meningkat drastis pada tahun 2024, sehingga pada tahun tersebut Bumi mencetak rekor suhu terpanas sepanjang sejarah. (Sumber: Foto AP/Matias Delacroix, Arsip)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Iman Firdaus

“Penyumbang terbesar pemanasan global sejauh ini adalah pembakaran bahan bakar fosil. Pemanasan alami El Nino sementara di Pasifik tengah menambahkan sedikit suhu dan letusan gunung berapi bawah laut pada tahun 2022 akhirnya mendinginkan atmosfer karena menambahkan lebih banyak partikel pemantul di atmosfer serta uap air,” kata Burgess.

Baca Juga: [FULL] Sambutan Prabowo di Sesi Ketiga KTT G20 di Brasil: Singgung Perubahan Iklim

Alarm Sudah Berbunyi

Profesor meteorologi Universitas Georgia Marshall Shepherd mengatakan, alarm sudah menyala bahwa perhatian segera diperlukan. 

”Badai Helene, banjir di Spanyol, dan cuaca buruk yang memicu kebakaran hutan di California adalah gejala dari perubahan iklim yang tidak menguntungkan ini. Kita masih harus melakukan beberapa hal," ujar Shepherd seperti dikutip dari The Associated Press.

"Lonceng peringatan terkait perubahan iklim terus berbunyi, yang mungkin membuat masyarakat tidak peduli dengan urgensinya, seperti sirene polisi di New York City," kata ilmuwan Pusat Penelitian Iklim Woodwell Jennifer Francis. 

"Namun, dalam kasus iklim, peringatan semakin keras, dan keadaan darurat kini jauh melampaui sekadar suhu," tambahnya.

Baca Juga: Perubahan Iklim Itu Nyata, Berikut Kesaksian Beberapa Negara pada Konferensi Perubahan Iklim

Lewati Ambang Batas Kenaikan Suhu Bumi

Ini adalah pertama kalinya kenaikan suhu tahunan melewati ambang batas 1,5 derajat, kecuali untuk pengukuran tahun 2023 oleh Berkeley Earth. Penelitian ini awalnya didanai oleh para filantropis yang skeptis terhadap pemanasan global.

“Ambang batas 1,5 derajat Celsius bukan sekadar angka — itu adalah tanda bahaya. Melampauinya bahkan untuk satu tahun saja menunjukkan betapa dekatnya kita dengan pelanggaran batas yang ditetapkan oleh Perjanjian Paris,” kata ilmuwan iklim Universitas Northern Illinois Victor Gensini seperti dikutip dari The Associated Press. 

Sebuah studi besar Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2018 menemukan bahwa menjaga kenaikan suhu Bumi di bawah 1,5 derajat Celsius dapat menyelamatkan terumbu karang dari kepunahan, mencegah hilangnya lapisan es besar-besaran di Antartika, dan mencegah kematian dan penderitaan banyak orang.


 




Sumber : The Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x