KIEV, KOMPAS.TV - Serangan rudal Rusia membuat Natal tahun ini menjadi mencekam bagi warga Ukraina.
Serangan rudal dilakukan Rusia ke sejumlah kota di Ukraina, termasuk Kiev, Rabu (25/12/2024).
Serangan itu dimaksudkan menyasar ke infrastruktur energi Ukraina.
Baca Juga: Serangan Rudal Rusia Hantam Ukraina di Hari Natal, Zelensky: Putin Tak Manusiawi
Angkatan Udara (AU) Ukraina mengatakan telah mendeteksi 184 rudal dan drone, dan banyak darinya yang ditembak jatuh atau meleset dari sasaran.
Mereka mengatakan ada korban jiwa dari serangan tersebut, tapi tak mengungkapkan jumlahnya.
Moskow sendiri mengonfirmasikan telah melakukan serangan tersebut, dan mengklaim tujuannya telah tercapai.
Serangan itu pun membuat warga Ukraina, termasuk di Kiev ketakutan.
Serangan itu memutus pasokan listri ke seluruh negara, dan sejumlah warga memutuskan berlindung di stasiun metro.
Salah seorang warga mengungkapkan dirinya takut sekaligus marah atas serangan tersebut,
“Tentu saja, saya ingin berada di rumah dan merayakan (Natal), namun kami harus berlindung karena kami takut di rumah,” kata warga yang diketahui bernama Sofiia Lytvynenko dikutip dari BBC Internasional.
Warga Kiev lainnya, Oleksandra, mengatakan meski adanya serangan tersebut, Natal tak dibatalkan.
Ia mengatakan berencana menikmati makanan dan minuman tradisional Ukraina dengan keluarga dan teman-temannya setelah dipastikan aman meninggalkan tempat perlindungan.
Sementara itu, perusahaan energi Ukraina, Ukrenergio, memperingatkan warga Ukraina bahwa mati listrik bisa berlangsung hingga hari itu berakhir.
Mereka menerapkan pembatasan daya saat mencoba mengembalikan layanannya.
Baca Juga: Pesawat Azerbaijan Airlines dengan 67 Penumpang Jatuh di Kazakhstan, 25 Orang Dikabarkan Selamat
Bagi Ukraina, ini menjadi tahun kedua negara yang kebanyakan rakyatnya beragama Kristen Ortodoks merayakan Hari Natal pada 25 Desember.
Sebelumnya mereka mengikuti Natal mengikuti Tahun Julian, sama seperti Rusia, di mana Natal jatuh pada 7 Januari.
Meski begitu, sejumlah kecil penganut Ortodoks di negara itu diyakini akan merayakan Natal sama seperti sebelumnya.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.