Kelompok tersebut menegaskan, operasi yang mereka lakukan akan terus berlanjut hingga agresi terhadap Gaza dihentikan.
Serangan rudal Houthi memicu respons dari koalisi pimpinan Amerika Serikat, yang sejak awal 2024 melancarkan serangan udara ke wilayah yang diduga menjadi basis Houthi di Yaman.
Serangan tersebut menargetkan lokasi strategis di Al Hudaydah dan Sana’a, namun aksi itu kerap dibalas oleh kelompok Houthi.
Dalam pernyataannya, Katz juga mengungkapkan, pembunuhan Ismail Haniyeh pada Juli lalu dilakukan saat Haniyeh berada di Teheran, Iran.
Pengakuan ini menjadi konfirmasi pertama dari pejabat tinggi Israel mengenai operasi tingkat tinggi tersebut.
Selain Haniyeh, Israel juga dilaporkan telah membunuh Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza, dalam serangan di Rafah pada 17 Oktober, serta Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah, dalam serangan udara di Beirut pada 27 September.
Konflik di Gaza antara Hamas dan Israel telah memicu kecaman dari berbagai pihak internasional.
Israel menghadapi dakwaan genosida di Pengadilan Internasional (ICJ) atas tindakannya di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.300 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak.
Bulan lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) juga mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Baca Juga: Direktur Rumah Sakit Gaza Minta Pertolongan Dunia, Dikepung Israel dengan Robot Pengebom
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.