KIEV, KOMPAS.TV - Rusia disebut semakin banyak melakukan eksekusi mati terhadap tahanan perang Ukraina.
Pada Oktober tahun ini, sembilan tentara Ukraina yang ditangkap dilaporkan ditembak tentara Rusia di Kursk.
Kejaksaan Ukraina saat ini tengah menyelidiki kasus tersebut, termasuk dengan foto yang menunjukkan jasad setengah telanjang yang tergeletak di tanah.
Baca Juga: Tentara Korea Utara Bikin Ukraina Terdesak di Kursk, Pasukan Zelenskyy Jadikan Sungai Tameng Alami
Foto jasad tersebut akhirnya berhasil diidentifikasi sebagai operator drone Ruslan Holubnko, oleh orang tuanya.
Dilansir BBC, Minggu (22/12/2024), Kejaksaan Ukraina menyelidiki laporan adanya eksekusi dengan cara yang kejam.
Rusia diduga memenggal dan menggunakan pedang untuk membunuh tentara Ukraina yang tangannya diikat di belakang badannya.
Dalam contoh lainnya, sebuah video menunjukkan 16 tentara Ukraina terlihat berbaris.
Mereka kemudian ditembaki dengan senjata otomatis setelah memutuskan muncul dari hutan untuk menyerah.
Beberapa eksekusi dilaporkan direkam oleh pasukan Rusia sendiri, sedangkan yang lainnya berdasarkan pengamatan drone Ukraina.
Pembunuhan yang terekam dalam video itu biasanya terjadi di hutan atau ladang yang tak memiliki ciri khas, sehingga sulit memastikan lokasi pastinya.
Namun, BBC Verify memastikan dalam beberapa kasus, seperti pemenggalan, korban mengenakan seragam pasukan Ukraina.
Kejaksaan Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah mengeksekusi setidaknya 147 tahanan perang Ukraina sejak awal invasi, dan 127 dari mereka dieksekusi pada tahun ini.
“Tren peningkatan ini sangat jelas, sangat nyata. Eksekusi menjadi sistemik sejak November tahun lalu, dan terus berlanjut sepanjang tahun ini,” kata Kepala Departemen Perang di Kantor Kejaksaan Agung Ukraina Yuri Belousov.
Baca Juga: AS Cabut Hadiah Perburuan Pemimpin Pemberontak Suriah Sebesar Rp161 Miliar, Ini Alasannya
“Sayangnya, jumlah eksekusi meningkat pesat pada musim panas dan musim gugur ini. Ini menunjukkan bahwa kasus-kasus ini bukanlah kasus yang terisolasi. Kasus-kasus ini terjadi di wilayah yang luas, dan memiliki tanda-tanda yang jelas sebagai bagian dari satu kebijakan, ada bukti bahwa instruksi untuk hal ini sedang dikeluarkan,” tambahnya.
Hukum Kemanusiaan Internasional, khususnya Konvensi Jenewa ke-III, memberikan perlindungan terhadap tahanan perang, dan mengeksekusi mereka adalah kejahatan perang.
Meski begitu, Pemimpin Chechnya sekaligus sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, Ramzan Kadyrov, memerintahkan pasukannya yang terlibat di perang Ukraina untuk tak membawa tahanan.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.