PYONGYANG, KOMPAS.TV — Para korban banjir di wilayah perbatasan utara Korea Utara yang terjadi pada Juli lalu, menulis surat terima kasih kepada Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un.
Surat tersebut ditulis menjelang akhir masa tinggal mereka selama empat bulan di Pyongyang, seperti dilaporkan media resmi Korea Utara, Jumat (20/12/2024).
Kim Jong Un sebelumnya memerintahkan evakuasi lebih dari 15.000 korban banjir dari Provinsi Pyongan Utara, Jagang, dan Ryangang pada Agustus lalu.
Korban yang diprioritaskan dalam evakuasi adalah anak-anak, lansia, dan orang sakit. Selama di Pyongyang, mereka mendapat tempat tinggal dan fasilitas pendukung.
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan, pemerintah mengadakan acara menulis "surat kesetiaan" dari para korban banjir sebagai bentuk rasa terima kasih mereka kepada Kim.
Dilansir Yonhap, dalam surat-surat itu, Kim Jong-un disebut sebagai "ayah yang bijaksana dan penuh kasih" yang memprioritaskan kesejahteraan rakyatnya di tengah kesulitan.
Setelah berada di Pyongyang, para korban banjir tersebut diperkirakan segera kembali ke kampung halaman mereka dalam waktu dekat.
Baca Juga: Trump Sebut Tentara Korut Ikut Perang Rusia Faktor Menyulitkan, tapi Yakin Bisa Urus Kim Jong-Un
Kim Jong Un juga telah memerintahkan percepatan upaya rehabilitasi dan pemulihan daerah terdampak banjir agar selesai sebelum pertemuan pleno Partai Buruh pada akhir tahun ini.
Selama krisis ini, Kim Jong Un beberapa kali mengunjungi daerah terdampak banjir serta tempat penampungan di Pyongyang.
Langkah ini diyakini sebagai upaya untuk memperkuat citranya sebagai pemimpin yang peduli terhadap kesejahteraan rakyat.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengungkapkan, pemerintah Korea Utara gencar mempromosikan citra Kim Jong-un sebagai pemimpin yang peduli pada rakyatnya.
Deputi juru bicara Kementerian Unifikasi, Kim In-ae, menilai upaya ini bertujuan untuk meredakan ketidakpuasan publik yang muncul akibat dampak luas dari banjir besar tersebut.
Banjir besar yang melanda wilayah perbatasan Korea Utara pada akhir Juli mengakibatkan kerusakan parah di sepanjang Sungai Amnok.
Meski pemerintah Korea Utara tidak mengungkapkan jumlah korban jiwa, media Korea Selatan memperkirakan korban tewas dan hilang akibat banjir tersebut melebihi 1.000 orang.
Baca Juga: Korea Utara Makin Kuat, Dapat Jet Tempur Rusia sebagai Imbalan Pengiriman Tentara Kim Jong-Un
Sumber : Yonhap
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.