Sebelumnya, HTS berada dalam daftar teroris PBB, Amerika Serikat (AS), Inggris dan Uni Eropa, karena mereka awalnya adalah cabang dari Al-Qaeda.
Namun, HTS kemudian memutuskan berpisah dari Al-Qaeda sejak 2016, dan Sharaa mengatakan HTS bukan kelompok teroris. Ia mengatakan HTS tak pernah menargetkan warga sipil atau kawasan sipil. Bahkan menurutnya, mereka adalah korban dari kejahatan rezim Assad.
Sharaa juga membantah menginginkan mengubah Suriah menjadi versi Afghanistan. Ia mengatakan negaranya sangat berbeda, juga dengan tradisi berbeda. Menurutnya, Afghanistan merupakan masyarakat kesukuan, dan Suriah memiliki pola pikir berbeda.
Ia menegaskan dirinya percaya pada pendidikan bagi perempuan.
“Kami memiliki universitas di Idlib selama lebih dari delapan tahun,” kata Sharaa.
Idlib sendiri merupakan provinsi di barat laut Suriah, yang sudah dikuasai para pemberontak sejak 2011.
Baca Juga: Lima Anggota Keluarga di AS Ditemukan Tewas di Rumah, Seorang Remaja 17 Tahun Alami Luka Tembak
“Saya pikir jumlah perempuan di universitas lebih dari 60 persen,” tambahnya.
Sharaa menegaskan akan ada komite dari ahli hukum Suriah yang akan menuliskan konstitusi.
“Mereka akan menentukan. Setiap presiden yang berkuasa akan harus mengikut hukum tersebut,” tambahnya.
Sumber : BBC/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.