PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.TV – Pemimpin geng yang menguasai salah satu pelabuhan utama di Haiti dituduh melakukan pembantaian terhadap lebih dari 100 orang, termasuk lansia dan pemuka agama Vodou.
Aksi keji ini diduga sebagai bentuk balas dendam atas kematian anaknya yang sakit parah.
Menurut pemerintah Haiti dan sejumlah organisasi hak asasi manusia, pembantaian ini terjadi di lingkungan Cité Soleil, Port-au-Prince, salah satu kawasan yang dikuasai oleh geng bersenjata.
Dalam pernyataan yang dirilis Senin (9/12/2024), pemerintah mengecam tindakan yang disebut sebagai "kebiadaban tak terperi" tersebut dan berjanji untuk menyeret pelaku ke pengadilan.
Dilansir dari The Associated Press, pemimpin geng yang dikenal dengan nama Micanor Altès alias Monel Felix alias Wa Mikanò, dituding menargetkan para lansia dan pemuka agama Vodou di komunitas tersebut.
Berdasarkan laporan, kemarahan Micanor dipicu oleh kematian anaknya yang sakit parah.
Ia menuduh para korban melakukan sihir hitam yang menurutnya, menyebabkan penyakit tersebut.
Cooperative for Peace and Development, sebuah organisasi hak asasi lokal mengungkapkan, Micanor secara kejam menghukum semua lansia dan pemuka agama Vodou yang dianggap mampu melemparkan kutukan.
Sementara itu, para korban lain, termasuk warga yang mencoba menyelamatkan mereka juga dieksekusi di markas geng.
PBB mencatat setidaknya 184 orang tewas antara 6 hingga 8 Desember di kawasan Wharf Jérémie, salah satu wilayah yang dikuasai geng.
Namun, data ini sulit diverifikasi karena akses ke daerah tersebut sangat terbatas akibat kendali geng.
Baca Juga: AS Larang Maskapainya Terbang ke Haiti Setelah Insiden Penembakan Pesawat di Bandara
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.