Kompas TV internasional kompas dunia

Pengamat Sebut Israel Berpeluang Ikut Campur dalam Revolusi Suriah, Iran Merugi

Kompas.tv - 9 Desember 2024, 23:25 WIB
pengamat-sebut-israel-berpeluang-ikut-campur-dalam-revolusi-suriah-iran-merugi
Pasukan Israel dengan tank berjaga di garis demarkasi yang memisahkan wilayah yang dikontrol Israel dengan Suriah di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan, Senin (9/12/2024). (Sumber: Matias Delacroix/Assocated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

DAMASKUS, KOMPAS.TV - Pengamat Timur Tengah, Hasibullah Satrawi menyebut Israel berpeluang ikut campur dalam berlangsungnya revolusi Suriah yang menggulingkan rezim Bashar Al-Assad. Israel dinilai berkepentingan membendung pengaruh Iran di negara tetangganya tersebut.

Aktor-aktor regional seperti Rusia, Amerika Serikat (AS), Turki, dan Iran pun disebut berkepentingan dan kemungkinan telah berdiskusi mengenai masa depan Suriah pasca-Assad. Keempat negara itu selama ini mendukung pihak tertentu dalam perang saudara Suriah yang berlangsung sejak 2011.

"Saya menduga bahwa dengan masa depan Suriah pasca-Assad ini sudah dirancang dengan cukup bagus. Artinya apa? Kelompok-kelompok, baik regional ataupun global sebenarnya sudah membicarakan atau mendiskusikan ini," kata Hasibullah saat dihubungi Kompas TV dari Yogyakarta, Senin (9/12/2024).

"Saya yakin info-info ini sudah disampaikan kepada pihak-pihak terkait, walaupun secara diplomatik mereka menyatakan tidak mengetahui secara langsung atau apa."

Baca Juga: Perdana Menteri Suriah: Pemerintahan Masih Berfungsi, tapi Hadapi Banyak Tantangan

Di lain sisi, Israel langsung bertindak usai rezim Assad ditumbangkan serangan pemberontak ke Damaskus pada Minggu (9/12). Beberapa jam setelah Assad tumbang, pasukan Israel langsung merebut wilayah yang sebelumnya dikontrol pemerintah Suriah di Dataran Tinggi Golan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut pihaknya tidak ingin "pasukan musuh" hadir di perbatasan Israel-Suriah. Dataran Tinggi Golan sendiri adalah wilayah yang sebagiannya dicaplok Israel usai perang lawan koalisi negara Arab pada 1967.

Selain itu, Israel langsung mengirim serangan udara ke Damaskus pada hari pemberontak merebut ibu kota Suriah tersebut. Tel Aviv dilaporkan mengebom sebuah kompleks militer dan pusat penelitian pemerintah.

Belum diketahui bagaimana Israel akan menyikapi kelompok Hayat Tahrir Al-Sham yang memimpin pasukan pemberontak dalam serangan ke Damaskus. Namun, media-media Israel menekankan bahwa kelompok yang dipimpin Abu Mohammed Al-Golani tersebut selama ini tidak pernah menyerang Israel.

Hasibullah Satrawi menyebut Israel kemungkinan akan bertindak untuk membendung operasi kelompok-kelompok pro-Iran di Suriah pasca-Assad. Bahkan, kelompok pro-Iran berpeluang menjadi musuh bersama di Suriah karena dukungan Teheran terhadap rezim Assad.

"Dengan hancurnya Bashar Al-Assad, saya yakin Israel akan mengambil sikap yang jelas bahwa mereka tidak ingin Suriah menjadi jembatan bagi kelompok-kelompok perlawanan yang mengancam Israel. Akan sulit adanya kelompok-kelompok pro-Iran di Suriah ke depan," katanya.

Hasibullah pun menekankan bahwa Iran menjadi pihak yang paling merugi dengan tumbangnya rezim Bashar Al-Assad. Pasalnya, Suriah selama ini meduduki posisi penting dalam ekosistem kelompok milisi pro-Iran di Timur Tengah.

"Kalau ada yang rugi daripada penggulingan Assad selain Assad sendiri, yang rugi adalah Iran. Karena ini bisa menghancurkan yang kita sebut sebagai ekosistem kelompok perlawanan yang dibina oleh Iran," kata Hasibullah Satrawi.

Baca Juga: Sejarah Dinasti Assad di Suriah: Berkuasa Setengah Abad hingga Didepak Pemberontak


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x