TEHERAN, KOMPAS.TV - Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan, pihaknya "menghormati kedaulatan Suriah" usai pemerintahan Bashar Al-Assad digulingkan pemberontak pada Minggu (8/12/2024).
Pihak Teheran menyebut rakyat Suriah berhak menentukan nasib sendiri terkait peralihan kekuasaan.
Pemerintahan Bashar Al-Assad yang bercokol sejak 2000 digulingkan usai Damaskus direbut kelompok pemberontak yang dipimpin Hayat Tahrir Al-Sham (HTS).
"Untuk menyelesaikan (isu) penting ini, diperlukan untuk segera mengakhiri konflik militer, cegah tindakan teroris, dan menginisiasi dialog nasional dengan seluruh segmen masyarakat Suriah untuk membentuk pemerintahan inklusif yang mewakili seluruh rakyat Suriah," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran dikutip Press TV, Minggu (8/12).
Baca Juga: Presiden Suriah Digulingkan, Rezim Al-Assad yang Sudah Berkuasa 50 Tahun Berakhir
Pihak Teheran pun mengaku akan terus mendukung mekanisme internasional terkait Suriah berdasarkan Resolusi PBB 2254.
Pemerintah Iran disebut akan melanjutkan interaksi konstruktif dengan PBB terkait Suriah.
Selain itu, pemerintah Iran menolak campur tangan asing dalam penentuan masa depan Suriah.
Pemerintah Iran mengaku akan terus berkonsultasi dengan para pihak di kawasan mengenai perkembangan Suriah.
"Republik Islam Iran memonitor dengan erat perkembangan-perkembangan di Suriah dan kawasan dan akan mengadopsi pendekatan dan posisi yang pantas sembari meninjau tindakan pihak-pihak berpengaruh di kancah politik dan keamanan Suriah," demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Iran.
Pemerintah Iran diketahui mendukung rezim Bashar Al-Assad saat Suriah diguncang perang saudara sejak 2011.
Jatuhnya Assad pun dipandang sebagai kekalahan strategis Iran di Suriah.
Baca Juga: Sejarah Dinasti Assad di Suriah: Berkuasa Setengah Abad hingga Didepak Pemberontak
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.