DAMASKUS, KOMPAS.TV - Analis militer, Elias Hanna mengaku kaget atas cepatnya pasukan pemerintah Bashar Al-Assad kalah dalam serangan pemberontak yang dipimpin Hayat Tahrir Al-Sham (HTS).
Pemberontak Suriah berhasil merebut kota-kota penting sejak 27 November hingga memasuki Damaskus.
Pemberontak Suriah merebut Damaskus dari pemerintah pada Minggu (8/12/2024).
Ibu kota Suriah tersebut jatuh dalam waktu beberapa jam setelah pemberontak memasuki Damaskus.
"Tidak ada yang menyangka Angkatan Bersenjata Suriah selemah ini. Itu menunjukkan kurangnya semangat tempur pasukan ini, dari Aleppo hingga ke ibu kota," kata Hanna dikutip Al Jazeera, Minggu (8/12/2024).
Baca Juga: Pasukan Pemberontak Rebut Damaskus, Bashar Al-Assad Diklaim Kabur dari Suriah
Hanna menilai pasukan pemerintah Suriah gagal membentuk lini pertahanan saat pemberontak bergerak menuju Damaskus.
Selain itu, pengamat militer tersebut juga mempertanyakan absennya Divisi Keempat Angkatan Darat Suriah yang dipimpin adik Bassar Al-Assad, Maher Al-Assad.
"Hari ini, pertanyaannya adalah: Ke mana pasukan itu pergi? Ke mana perginya persenjataan mereka?" katanya.
Pemberontak Suriah yang dipimpin HTS bergerak cepat menuju ibu kota dari Idlib, provinsi Suriah yang berbatasan dengan Turki.
Pemberontak mendeklarasikan dimulainya serangan dengan merebut kota Aleppo pada 27 November lalu.
Pemberontak Suriah kemudian merebut kota-kota strategis seperti Hama dan Homs, kemudian bergerak ke ibu kota pada Minggu (8/12) dini hari.
Pada Minggu (8/12) pagi waktu setempat, pemberontak Suriah mengumumkan Damaskus berhasil direbut dan Presiden Bashar Al-Assad telah kabur.
Jatuhnya Damaskus menandai babak baru dalam perang saudara Suriah yang telah berlangsung sejak 2011.
Peristiwa ini juga kemungkinan menjadi akhir kuasa dinasti Assad yang telah bercokol di Suriah sejak 1971.
Baca Juga: Pemberontak Suriah Mulai Masuki Damaskus, Bebaskan Tahanan Pemerintah
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.