SEOUL, KOMPAS.TV - Pemimpin oposisi Korea Selatan ternyata mengira pengumuman darurat militer Presiden Yoon Suk-yeol deepfake.
Hal tersebut diungkapkan oleh pemimpin oposisi Lee Jae-myung, yang merupakan pemimpin Partai Demokratik Korea (DPK), Kamis (5/12/2024).
Yoon Suk-yeol mengumumkan Darurat Militer, Selasa (3/12/2024), yang akhirnya hanya bertahan beberapa jam setelah ditolak anggota parlemen.
Baca Juga: Situasi Aksi Ribuan Warga Korea Selatan di Jalan Seoul, Tuntut Presiden Yoon Mundur
Meski begitu Darurat Militer tersebut sempat membuat gedung parlemen ditutup oleh tentara Korea Selatan.
Lee Jae-myung mengungkapkan bahwa ia merasa saat Yoon Suk-yeol memutuskan Darurat Militer itu hanya tipuan.
“Malam itu setelah pulang kerja, saya tidur berbaring di tempat tidur dengan istri di rumah kami, ketika istri saya tiba-tiba menunjukkan video Youtube dan mengatakan presiden mengumumkan darurat militer,” katanya dikutip dari CNN Internasional.
“Saya membalasnya, ‘itu hanya deepfake, pasti itu deepfake. Tak mungkin itu nyata’,” ujarnya.
Bahkan ia masih menganggap itu tak asli saat melihatnya sendiri.
“Ketika saya melihat video, presiden memang tengah mengumumkan Darurat Militer. Tapi, saya masih berpikir, ‘itu rekayasa, itu palsu’,” ujar Lee Jae-myung.
Lee Jae-myung merupakan lawan Yoon Suk-yeol dalam pemilihan presiden Korea Selatan 2022.
Beberapa jam setelah Yoon Suk-yeol mengumumkan Darurat Militer, Lee Jae-myung langsung pergi ke gedung parlemen.
Ia pun menyerukan anggota partainya untuk berkumpul di Majelis Nasional secepatnya.
“Kami harus secepatnya membuat resolusi untuk mencabut Darurat Militer,” tuturnya.
Namun saat sampai di Majelis Nasional, ia melihat anggotanya dilarang masuk oleh tentara yang mulai memblokade gedung utama, dan helikopter militer mengitari tempat itu.
Ia pun memanjat gerbang untuk masuk ke gedung, dan melakukan siaran langsung sepanjang waktu.
Aksi Lee Jae-myung itu pun disaksikan puluhan juta kali di media sosial X.
Baca Juga: Gelar Unjuk Rasa, Warga Korea Selatan Tuntut Presiden Yoon Suk Yeol Mundur dari Jabatan
Sebanyak 180 anggota parlemen menolak Darurat Militer, dan meski sebagaian besar berasal dari partai oposisi, beberapa anggota partai Yoon Suk-yeol juga menyetujui pencabutan itu.
Yoon Suk-yeol sendiri memutuskan Darurat Militer dengan dalih demi memurnikan pemerintah Korea Selatan dari simpatisan Korea Utara.
Saat ini, Partai oposisi tengah mengajukan mosi pemakzulan terhadap Yoon Suk-yeol.
Sumber : CNN Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.