KURSK, KOMPAS.TV - Sekitar 10.900 tentara Korea Utara telah dikerahkan di Kursk dan tergabung dengan pasukan khusus Rusia.
Tentara Kim Jong-Un telah dikerahkan sebagai bagian dari unit Airborne dan Marinir Rusia.
Diantaranya pun telah berpartisipasi dalam pertempuran langsung dalam perang Ukraina.
Baca Juga: Filipina Yakin Indonesia Tak Berniat Eksekusi Mati Mary Jane, Tapi Grasi Tergantung Kedua Pihak
Keberadaan tentara Korea Utara di pasukan khusus Rusia diungkapkan anggota parlemen Korea Selatan pada 20 November mengutip agen intelijen negara itu.
Dikutip dari The Strait Times, Kamis (21/11/2024), Anggota Komite Intelijen Parlemen Kee Song-kweun mengutip Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) bahwa Korea Utara juga telah mengirimkan senjata tambahan untuk perang di Ukraina.
Termasuk salah satu senjata terkuat Korea Utara, Howitzer, dan juga beberapa peluncur roket.
Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son-hui telah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin saat kunjungan ke Moskow bulan ini tidaklah biasa dalam protokol.
Menurut anggota intelijen parlemen lainnya, Park Sun-won, mengutip NIS, menegaskan keduanya kemungkinan besar sudah melakukan lebih dari sekadar bertukar sapa.
Pertemuan mereka kemungkinan meliputi masalah yang lebih signifikan, termasuk kunjungan Kim Jong-un ke Rusia.
NIS saat ini masih berusaha memastikan angka pasti tentara Korea Utara yang tewas dalam pertempuran melawan Ukraina.
Juga menilai apakah ada yang menyerah terkait informasi yang berbeda.
Terkait pengiriman senjata -senjata terkuat dan besar Korea Utara ke Rusia dilaporkan oleh Business Insider.
Artileri sendiri memiliki peran dominan dalam konflik di perang Rusia-Ukraina.
Pengiriman artileri baru-baru ini melengkapi ribuan pasukan Korea Utara yang telah berkomitmen perang atas nama Rusia dan menggarisbawahi peran kunci yang terus dimainkan oleh peluru dan roket dalam konflik tersebut.
Gambar telah bermunculan di media sosial pekan lalu yang memperlihatkan apa yang diidentifikasi sebagai howitzer 170mm “Koksan” milik Korea Utara dipindahkan dengan kereta menuju Rusia.
Pemindahan sistem persenjataan 170mm tersebut dikonfirmasi media Barat berdasarkan laporan intelijen Korea Selatan.
Mereka mengungkapkan Pyongyang juga telah memindahkan sejumlah peluncur roket 240mm ke Rusia.
Menurut Can Kapasoglu, peneliti di lembaga pemikir Hudson, mengatakan sistem 170mm dan 240mm merupakan dua senjata terkuat Korea Utara.
Baca Juga: Hizbullah Sinyalkan Lampu Hijau untuk Gencatan Senjata dengan Israel: Sekarang Tergantung Netanyahu
Menurut Kapasoglu dalam laporannya, Howitzer “Koksan” telah beroperasi dengan jangkauan 37mil dan bisa melepas leadakan awal empat putaran dalam satu menit, yang diikuti oleh satu putaran setiap tiga menit.
“Itu didesain untuk menembak dari area terlindungi dan direlokasi untuk memuat ulang,” tulis Can Kapasoglu dalam laporannya.
“Pyonyang memiliki ratusan senjata Koksan di gudang senjatanya, dan mampu mengirimkan sejumlah besar senjata ke Kremlin,” tambahnya.
Sumber : The Strait Times/Business Insider
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.