Kompas TV internasional kompas dunia

Blinken: Biden Kirim Bantuan untuk Ukraina agar Tahun Depan Bisa Terus Berjuang

Kompas.tv - 13 November 2024, 22:30 WIB
blinken-biden-kirim-bantuan-untuk-ukraina-agar-tahun-depan-bisa-terus-berjuang
Dalam foto yang disediakan oleh Layanan Darurat Ukraina pada 13 November 2024, petugas penyelamat memadamkan kebakaran di sebuah gedung yang hancur akibat serangan Rusia di Brovary, di dekat Kiev, Ukraina. (Sumber: Ukrainian Emergency Service via AP)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Vyara Lestari

KIEV, KOMPAS.TV — Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Joe Biden bertekad dalam bulan-bulan terakhir pemerintahannya untuk tetap membantu Ukraina agar dapat terus melawan invasi Rusia tahun depan. 

AS mengirimkan bantuan sebanyak mungkin, sehingga dapat menahan pasukan Rusia dan memiliki peran yang kuat dalam setiap negosiasi perdamaian yang potensial. Hal ini diungkapkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Rabu (13/11/2024).

“Presiden Biden telah berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap dolar yang kita miliki akan dikeluarkan (untuk Ukraina) mulai sekarang hingga 20 Januari, saat presiden terpilih Donald Trump akan dilantik,” kata Blinken seperti dikutip dari The Associated Press.

“Negara-negara NATO harus memfokuskan upaya mereka untuk memastikan bahwa Ukraina memiliki uang, amunisi, dan pasukan yang dimobilisasi untuk bertempur secara efektif pada tahun 2025, atau untuk dapat menegosiasikan perdamaian dari posisi yang kuat,” kata Blinken saat berkunjung ke Brussels.

Selain itu, Blinken juga mengatakan bahwa AS akan beradaptasi dan menyesuaikan dengan peralatan terbaru yang dikirimnya.

Saat ini masih terjadi ketidakpastian politik tentang bagaimana pemerintahan AS di bawah Trump. Namun demikian, diprediksi arah kebijakan Washington tentang perang akan berubah. Bantuan militer AS sangat penting bagi Ukraina, tetapi Trump telah mengisyaratkan bahwa ia tidak ingin terus memberikan puluhan miliar dolar kepada Kiev.

Baca Juga: Dokter yang Dituduh Mengkritik Perang Rusia di Ukraina Dihukum 5,5 Tahun Penjara

Sementara itu, perang yang telah berlangsung selama hampir tiga tahun itu belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

Rusia menyerang ibu kota Ukraina, Kiev, dengan kombinasi rudal dan pesawat nirawak yang canggih untuk pertama kalinya dalam 73 hari pada hari Rabu. Peristiwa itu terjadi sehari setelah Pentagon mengatakan sebagian besar pasukan Korea Utara yang dikirim untuk membantu upaya perang Moskow berjuang untuk mengusir tentara Ukraina dari tanah Rusia di wilayah perbatasan Kursk. Selain itu, Ukraina juga berusaha keras untuk menahan serangan Rusia selama berbulan-bulan di wilayah Donetsk timur.

Angkatan Udara Ukraina mengatakan, peringatan serangan udara berbunyi selama berjam-jam saat Rusia menargetkan delapan wilayah Ukraina pada hari Rabu, dan menembakkan enam rudal balistik dan jelajah serta 90 pesawat nirawak. 

Baca Juga: Korea Utara Meratifikasi Perjanjian Pertahanan dengan Rusia, Saling Kirim Pasukan Ketika Perang

Pertahanan udara menjatuhkan empat rudal dan 37 pesawat nirawak, dan 47 pesawat nirawak lainnya dihentikan oleh gangguan elektronik. Sementara itu, kerusakan yang ditimbulkan dari serangan tersebut masih dihitung. 

Serangan udara itu terjadi saat sebagian besar dari lebih dari 10.000 tentara Korea Utara yang dikirim oleh Pyongyang untuk membantu Moskow dalam perang terlibat dalam pertempuran di wilayah perbatasan Kursk Rusia. Serangan tentara Ukraina ke Kursk tiga bulan lalu telah berhasil menguasai wilayah yang luas dan telah mempermalukan Kremlin.

“Militer Rusia telah melatih tentara Korea Utara dalam keterampilan artileri, keterampilan pesawat nirawak, dan operasi infanteri dasar, termasuk pembersihan parit,” ujar Wakil Juru Bicara Pentagon Vedant Patel mengatakan dalam sebuah pengarahan pada hari Selasa (12/11/2024). 

Namun demikian, menurut Pentagon, kerja sama antara Rusia dan Korea Utara itu menghadapi tantangan, termasuk bagaimana mencapai interoperabilitas militer dan mengatasi kendala bahasa yang mereka hadapi.


 




Sumber : The Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x