Kompas TV internasional kompas dunia

Electoral College, Sistem Unik Pemilu AS yang Menentukan Siapa Pemimpin di Gedung Putih

Kompas.tv - 1 November 2024, 18:24 WIB
electoral-college-sistem-unik-pemilu-as-yang-menentukan-siapa-pemimpin-di-gedung-putih
Ilustrasi Gedung Putih. (Sumber: AP Photo/Manuel Balce Ceneta)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV – Electoral College menjadi penentu utama siapa yang akan menduduki kursi presiden Amerika Serikat (AS) selama empat tahun ke depan. 

Sistem ini, yang membagi kekuasaan antara negara bagian dan pemerintahan pusat, sering kali membingungkan bahkan bagi mereka yang mendalami politik Amerika. 

Electoral College adalah sistem yang unik dan hanya diterapkan di pemilu AS.

“Tidak ada negara lain yang menggunakan sistem elektoral seperti negara kita,” ungkap Alex Keyssar, profesor sejarah dari Universitas Harvard di Massachusetts, dikutip dari laman American Gov.

Keyssar menjelaskan, Electoral College adalah kompromi yang diambil para perancang Konstitusi AS agar setiap negara bagian tetap memiliki peran signifikan dalam memilih presiden. 

Pada masa itu, warga negara lebih mengidentifikasi diri dengan negara bagian masing-masing, yang memiliki otoritas besar melalui Articles of Confederation, pendahulu Konstitusi.

Cara Kerja Electoral College

Pemilu presiden AS pada dasarnya adalah serangkaian pemilu di tingkat negara bagian.

Baca Juga: Serba-serbi Pilpres AS: Siapa yang Berhak Memilih, Proses hingga Pengumuman Hasil dan Pelantikan

Dalam sistem ini, ketika warga memberikan suaranya, mereka tidak langsung memilih presiden, tetapi memilih “elektor” yang nantinya akan memberikan suara untuk kandidat presiden.

Setiap negara bagian memiliki jumlah elektor yang setara dengan jumlah anggota Kongres mereka, yang terdiri dari dua senator dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang jumlahnya disesuaikan dengan populasi masing-masing negara bagian.

California, misalnya, sebagai negara bagian dengan jumlah penduduk terbesar, memiliki 54 suara elektoral, yang terdiri dari dua suara senator dan 52 suara perwakilan DPR. 

Sementara itu, negara bagian dengan jumlah penduduk terkecil seperti  Distrik Columbia masing-masing memiliki tiga suara elektoral. 

Sejak Amandemen ke-23 pada 1961, Distrik Columbia, yang bukan merupakan negara bagian, mendapat suara elektoral setara dengan negara bagian berpopulasi terkecil.

Konstitusi AS tidak menentukan bagaimana suara elektoral ini diberikan. Namun, hampir semua negara bagian menggunakan metode “pemenang memperoleh semuanya,” di mana kandidat yang meraih suara terbanyak di negara bagian tersebut mendapatkan seluruh suara elektoral. 

Hanya Maine dan Nebraska yang memiliki cara berbeda dengan membagi suara elektoral berdasarkan hasil pemilu di setiap distrik kongres.

Usulan Perubahan dan Tantangan Electoral College

Baca Juga: Iran Bakal Lancarkan Serangan yang Pasti dan Menyakitkan ke Israel, Diyakini Sebelum Pilpres AS

Seiring berjalannya waktu, berbagai pihak mengusulkan perubahan pada Electoral College, meski upaya ini menghadapi banyak kendala.

Jacob Neiheisel, asisten profesor ilmu politik di University of Buffalo, menyebutkan adanya diskusi tentang kesepakatan antarnegara bagian yang mengusulkan agar suara elektoral diserahkan kepada pemenang suara terbanyak nasional.

“Namun, ide ini belum banyak mendapatkan dukungan. Agak mandek,” ujarnya.

Bagi sebagian besar masyarakat AS, proses yang terjadi setelah Hari Pemilihan jarang menjadi perhatian, kecuali jika hasil pemilu sangat ketat. Pada umumnya, pemenang sudah diketahui pada malam Hari Pemilihan atau keesokan harinya.

Proses Electoral College Menuju Hari Pelantikan

Setelah warga memberikan suara pada Hari Pemilihan, elektor terpilih akan berkumpul pada bulan Desember untuk memilih presiden secara resmi. 

Hasil suara ini kemudian disampaikan kepada Kongres dan diumumkan pada awal Januari. Jika tidak ada halangan, presiden terpilih akan dilantik pada 20 Januari dalam upacara Hari Pelantikan yang menandai dimulainya masa jabatan presiden baru.

Sistem Electoral College, meskipun dipandang rumit, tetap menjadi salah satu karakteristik demokrasi Amerika Serikat yang unik.

Baca Juga: Antara Harris dan Trump di Pilpres AS, Mana yang Menguntungkan Rusia? Ini Respons Putin


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x