Sebelumnya, Israel diperkirakan mempertimbangkan serangan terhadap infrastruktur minyak dan fasilitas nuklir Iran.
Namun, opsi ini ditentang Washington karena dikhawatirkan dapat memicu eskalasi yang lebih luas, termasuk kemungkinan serangan balik Iran terhadap infrastruktur sipil di Israel maupun negara-negara sekutu AS di kawasan.
Meski demikian, Netanyahu menegaskan keputusan akhir akan tetap didasarkan pada kebutuhan keamanan nasional Israel.
“Kami mendengarkan pandangan pemerintah AS, tetapi keputusan akhir akan kami buat berdasarkan kepentingan keamanan nasional Israel,” demikian pernyataan resmi dari kantor Perdana Menteri Israel.
Di sisi lain, Iran juga menunjukkan sikap tegas. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memperingatkan, negaranya siap memberikan respons "tegas dan membuat menyesal" jika Israel melancarkan serangan.
Peringatan ini disampaikan dalam surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, menyusul serangan balasan 200 rudal yang diluncurkan Iran ke arah Israel awal bulan ini.
Iran telah menyatakan serangan ke Israel pada 1 Oktober lalu merupakan balasan atas pembunuhan pejabat-pejabat Iran; pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada 31 Juli lalu; dan pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, di Beirut, Lebanon, 27 September lalu.
“Iran, sembari berusaha semaksimal mungkin menjaga perdamaian dan keamanan kawasan, siap untuk memberikan respons tegas dan membuat menyesal terhadap setiap petualangan militer Israel,” kata Araghchi dalam pernyataan resmi yang diterbitkan kantor Kementerian Luar Negeri Iran.
Araghchi saat ini tengah melakukan kunjungan diplomatik ke Yordania, Mesir, dan Turki, sebagai bagian dari upaya diplomatik Teheran untuk mendapatkan dukungan dari negara-negara kawasan dalam menghentikan kekerasan dan agresi Israel di Timur Tengah.
Baca Juga: Jet Israel Serang Pinggiran Beirut, Sasar Gudang Senjata Hizbullah di Bawah Bangunan
Sumber : Times of Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.