Kompas TV internasional kompas dunia

Indonesia Serukan Kepemimpinan Tanpa Hegemoni di Sidang Majelis Umum PBB ke-79

Kompas.tv - 29 September 2024, 22:05 WIB
indonesia-serukan-kepemimpinan-tanpa-hegemoni-di-sidang-majelis-umum-pbb-ke-79
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyerukan pentingnya "kepemimpinan tanpa hegemoni" saat berpidato dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-79, Sabtu (28/9/2024). (Sumber: Kemlu RI)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

Baca Juga: Menlu Retno Sindir Netanyahu di Sidang Umum PBB: Bagaimana Kita Percaya Israel Mendamba Perdamaian?


Kepemimpinan Indonesia untuk Negara-Negara Selatan

Retno mengingatkan dunia bahwa di mana pun Indonesia berada, negara ini selalu membawa suara negara-negara Selatan.

Sejak Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955, semangat solidaritas dan kesetaraan terus hidup, menginspirasi perjuangan negara-negara berkembang untuk memperoleh hak-hak mereka, termasuk hak untuk berkembang.

Indonesia, menurut Retno, telah menunjukkan kepemimpinan global melalui tindakan nyata, seperti ketika memimpin presidensi G20 pada 2022 dan menjaga agar forum tersebut tidak runtuh di tengah ketegangan geopolitik.

Indonesia juga aktif memimpin dalam isu-isu kesehatan global, seperti melalui pendirian Dana Pandemi dan memastikan akses vaksin yang merata melalui COVAX.

Investasi pada Perempuan sebagai Investasi untuk Perdamaian

Dalam pidatonya, Retno menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan dalam mencapai perdamaian dunia.

"Berinvestasi pada perempuan adalah berinvestasi untuk perdamaian," ujarnya.

Indonesia, melalui agenda Women, Peace, and Security, telah berkontribusi dalam memperkuat peran perempuan dalam membangun perdamaian, termasuk memajukan akses pendidikan bagi perempuan dan anak perempuan di Afghanistan.

Retno menegaskan, pemberdayaan perempuan adalah kunci untuk kesejahteraan bersama dan bahwa perempuan yang diberdayakan mampu mendorong perdamaian dan kemakmuran bagi semua.

Baca Juga: Respons Menlu Retno atas Pembunuhan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah


Tiga Prioritas untuk Dunia yang Lebih Baik

Retno menggarisbawahi tiga prioritas utama yang harus dijalankan dunia untuk mencapai masa depan yang lebih baik:

  1. Perdamaian melalui kepemimpinan inklusif, yang mencakup reformasi sistem multilateral agar lebih mendengar suara berbagai negara dan mengambil keputusan tepat waktu demi kebaikan bersama.
  2. Masa depan yang tangguh untuk kemakmuran bersama, dengan menekankan pentingnya kerja sama global untuk menghadapi tantangan seperti pandemi dan perubahan iklim.
  3. Membangun jembatan untuk kolaborasi global, menolak mentalitas "menang kalah" dan mendukung semangat solidaritas global.

Retno menyebut ASEAN sebagai contoh nyata bagaimana keberagaman bisa berdampingan dengan stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran.

Dia mengatakan Indonesia terus bekerja dengan ASEAN untuk memulihkan perdamaian di Myanmar dan memastikan kembalinya warga Rohingya secara aman dan bermartabat.

Di akhir pidatonya, Menlu Retno mengumumkan pencalonan Indonesia untuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2029-2030.

Ia menegaskan, komitmen Indonesia terhadap perdamaian dan keamanan global akan terus dijaga oleh pemerintahan yang akan datang.

"Kepemimpinan tidak diwariskan, dan tidak jatuh dari langit. Itu harus diperjuangkan," ujar Retno, menutup pidatonya dengan seruan untuk bersama-sama membangun warisan perdamaian bagi generasi mendatang. 




Sumber : Kemlu RI




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x