NEW YORK, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyindir Perdana Menteri Israel di Sidang Umum PBB.
Ia juga mendesak negara-negara dunia untuk segera mengakui negara Palestina.
Pada Sidang Umum PBB di New York, Sabtu (29/9/2024), Menlu Retno menyindir pidato Netanyahu yang menegaskan Israel mencari perdamaian.
Baca Juga: Netanyahu Semringah dengan Terbunuhnya Nasrallah, Langsung Kirim Ancaman ke Ayatullah Ali Khamenei
Menlu Retno menyiratkan bahwa kemunafikan telah ditunjukkan Netanyahu dalam pidatonya.
“Netanyahu kemarin menyebutkan, dan saya kutip ‘Israel mencari perdamaian, bahwa Israel mendambakan perdamaian’. Benarkah?” ujar Menlu Retno dikutip dari Kompas.com.
“Bagaimana kita bisa percaya pernyataan itu?” tambahnya.
Lebih keras lagi, Menlu Retno menyebut, saat Netanyahu berpidato dengan ucapan manis perdamaian, Israel justru menyerang Beirut, Ibu Kota Lebanon besar-besaran.
“PM Netanyahu ingin perang terus belanjut. Kita harus menghentikannya, saya ulangi, kita harus menghentikannya,” tutur Menlu Retno.
“Kita harus menekan Israel untuk kembali ke solusi politik untuk solusi dua negara,” ujarnya.
Ia pun menegaskan bahwa ini saat yang tepat untuk mewujudkan solusi dua negara, karena mayoritas anggota PBB menyetujuinya.
Menlu Retno menegaskan mengakui negara Palestina adalah hal paling penting yang harus dilakukan saat ini.
Menurutnya, dengan begitu Palestina akan memiliki kedudukan yang setara di panggung dunia.
Juga akan memberikan tekanan ke Israel untuk segera menghentikan kekejaman perang.
“Oleh karena itu, saya mendesak negara-negara yang belum mengakui Negara Palestina untuk melakukannya sekarang. Jika setiap dari kita melakukannya, pasti akan memberikan dampak,” ucapnya.
Menurutnya, pengakuan negara Palestina akan menjadi investasi yang akan menghasilkan dunia yang lebih damai, adil, dan manusiawi.
“Sekali lagi, Indonesia mendesak Anggota Tetap Dewan Keamanan untuk bertindak konkret, untuk segera menghentikan Israel dari pelanggaran hukum internasional yang terang-terangan dan untuk mengakhiri impunitas Israel,” katanya.
Baca Juga: Misi Penyelamatan SpaceX, Jemput 2 Astronaut yang Telantar di Stasiun Luar Angkasa
Menlu Retno menambahkan, mandat Dewan Keamanan PBB adalah menjaga dan menciptakan perdamaian.
“Bukan untuk mempertahankan dan memperpanjang perang, atau lebih buruk lagi mendukung pelaku kekejaman,” ucapnya.
“Tidak bertindak berarti terlibat,” sambungnya.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.