Baca Juga: Diplomat Indonesia Lolos dari Maut Saat Konvoi Menuju Kawasan Wisata Diserang Bom di Pakistan
Analis pertahanan Pakistan lainnya, Syed Muhammad Ali, menekankan perlunya koordinasi yang lebih baik antara otoritas federal dan polisi terkait kunjungan berprofil tinggi di barat laut, yang belakangan ini mengalami peningkatan kekerasan.
Dalam sebuah pernyataan, TTP menyatakan mereka tidak terlibat dalam serangan tersebut. TTP merupakan kelompok yang terpisah namun sekutu erat Taliban Afghanistan, yang menguasai Afghanistan pada Agustus 2021 setelah pasukan AS dan NATO menarik diri setelah 20 tahun berperang.
Banyak pemimpin dan pejuang TTP berlindung di Afghanistan dan bahkan hidup terbuka sejak Taliban Afghanistan berkuasa, yang turut memperkuat Taliban Pakistan.
Situasi ini memicu ketegangan antara Pakistan dan pemerintah Taliban di Afghanistan, yang mengklaim tidak mengizinkan tanahnya digunakan untuk serangan terhadap negara mana pun.
Otoritas Pakistan masih menyelidiki apakah memang terjadi kebocoran informasi keamanan, mengingat detail rencana perjalanan konvoi hanya diberikan kepada pihak berwenang. Mereka juga sedang mengumpulkan informasi mengenai siapa yang memasang alat peledak di sepanjang rute.
Serangan pada Minggu ini terjadi beberapa bulan setelah seorang pembom bunuh diri di barat laut Pakistan menabrakkan mobil berisi bahan peledak ke sebuah kendaraan, menewaskan lima warga negara China dan seorang pengemudi Pakistan di Distrik Shangla, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Korban tewas dari China adalah pekerja konstruksi dan insinyur yang sedang mengerjakan Proyek Bendungan Dasu, proyek pembangkit listrik tenaga air terbesar di Pakistan.
Sejak insiden tersebut, Pakistan telah memperketat keamanan bagi warga asing dan pejabat yang melakukan perjalanan di wilayah tersebut.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.